Eksotisme Masjid dan Surau di Minangkabau
Masjid Raya Sumatera Barat
Masjid Raya Sumatera Barat merupakan salah satu masjid terunik di dunia dan merupakan masjid yang memiliki bentuk modernisasi arsitektur Minangkabau.Masjid Raya Sumatera Barat ini juga dirancang mampu menahan goyangan gempa hingga 10 SR dan sebagai shelter lokasi evakuasi bila terjadi Tsunami. Peletakan batu pertama masjid ini dilakukan pada 21 Desember 2007 hingga saat ini masih dalam peroses perampungan meski sudah dapat digunakan untuk beribadah.
Bangunan utama Masjid Raya Sumatera Barat terdiri dari tiga lantai dengan luas area 40.343 meter persegi, berada ditempat paling stategis persis di jantung ibu kota provinsi. Tepatnya dipersimpangan antara jalan Khatib Sulaiman dan jalan Jalan KH. Ahmad Dahlan, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.
Masjid Muhammadan
Masjid Muhammadan termasuk masjid tertua di Indonesia yg unik, dibangun oleh masyarakat keturunan India yang berdiri sejak 1843. Dulunya terbuat dari kapur, pasir, dan gula. Sejak awal abad ke-20 diganti dengan semen terutama pasca gempa 30 September 2009.
Masjid yang merupakan cagar budaya ini berada di Kawasan Kota Tua, Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat.
Masjid Raya Gantiang
Masjid Raya Gantiang merupakan salah satu masjid tertua di Kota Padang yang mulai dibangun pada 1805 dengan gaya arsitektur neoklasik yang proses pengerjaannya melibatkan beragam bangsa seperti Eropa, Timur Tengah, Tiongkok, dan Minangkabau, sehingga terlihat berbagai perpaduan arsitekturnya.
Masjid ini menjadi saksi bisu perkembangan agama Islam serta tumbuhnya berkembangnya Kota Padang tempo dulu. Saat ini masih digunakan sebagai tempat ibadah dan menjadi salah satu cagar budaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Padang yang beralamat di Jalan Ganting No.10, Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatra Barat.
Masjid Tuo Jayu Jao
Masjid Raya Sumatera Barat merupakan salah satu masjid terunik di dunia dan merupakan masjid yang memiliki bentuk modernisasi arsitektur Minangkabau.Masjid Raya Sumatera Barat ini juga dirancang mampu menahan goyangan gempa hingga 10 SR dan sebagai shelter lokasi evakuasi bila terjadi Tsunami. Peletakan batu pertama masjid ini dilakukan pada 21 Desember 2007 hingga saat ini masih dalam peroses perampungan meski sudah dapat digunakan untuk beribadah.
Bangunan utama Masjid Raya Sumatera Barat terdiri dari tiga lantai dengan luas area 40.343 meter persegi, berada ditempat paling stategis persis di jantung ibu kota provinsi. Tepatnya dipersimpangan antara jalan Khatib Sulaiman dan jalan Jalan KH. Ahmad Dahlan, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.
Masjid Muhammadan
Masjid Muhammadan termasuk masjid tertua di Indonesia yg unik, dibangun oleh masyarakat keturunan India yang berdiri sejak 1843. Dulunya terbuat dari kapur, pasir, dan gula. Sejak awal abad ke-20 diganti dengan semen terutama pasca gempa 30 September 2009.
Masjid yang merupakan cagar budaya ini berada di Kawasan Kota Tua, Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat.
Masjid Raya Gantiang
Masjid Raya Gantiang merupakan salah satu masjid tertua di Kota Padang yang mulai dibangun pada 1805 dengan gaya arsitektur neoklasik yang proses pengerjaannya melibatkan beragam bangsa seperti Eropa, Timur Tengah, Tiongkok, dan Minangkabau, sehingga terlihat berbagai perpaduan arsitekturnya.
Masjid ini menjadi saksi bisu perkembangan agama Islam serta tumbuhnya berkembangnya Kota Padang tempo dulu. Saat ini masih digunakan sebagai tempat ibadah dan menjadi salah satu cagar budaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Padang yang beralamat di Jalan Ganting No.10, Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatra Barat.
Masjid Tuo Jayu Jao
Masjid Tuo Kayu Jao merupakan masjid tertua di Sumatra Barat yang usianya diperkirakan lebih dari 400 tahun dan kabarnya masjid ini berdiri tahun 1567 M yang berokasi di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatra Barat.
Surau Lubuak Bauk
Masjid yang berdiri sejak tahun 1896, dengan arsitektur asli Minangkabau yang masih terjaga dan masih digunakan sebagai tempat belajar mengaji dan adat hingga musyawarah nagari. Memiliki ornamen campuran antara Minangkabau, Cina, dan Belanda. Saat ini digunakan sebagai tempat belajar mengaji dan adat hingga musyawarah nagari.
Surau yang menjadi tempat belajarnya Buya Hamka semasa kecil ini telah dijadikan sebagai obyek wisata dan pernah menjadi lokasi shoting Film Tenggelam Kapal Van der Wijck. Masjid yang merupakan cagar budaya ini berlokasi di Jorong Lubuk Bauk, Nagari Batipuh Baruh, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
Surau Atok Ijuk Sicincin atau Masjid Tuo Pauh Sicincin
Surau ini berada di Korong Pauh, Nagari Sicincin, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Kabarnya surau ini telah berumur ratusan tahun yang dibangun secara bergotong royong oleh masyarakat setempat. Ada yang menuliskan sudah bediri sejak abad ke-15. Namun, ada juga yang menceritakan tahun 1700-an.
Surau ini merupakan cagar budaya yang telah di tetapkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar dengann nomor inventaris 06/BCB-TB/A/13/2007 dan telah dilakukan pemugaran tanpa menghilangkan bentuk aslinya pada tahun 2015 lalu.
Surau Atok Ijuk Sicincin atau Masjid Tuo Pauh Sicincin
Surau ini berada di Korong Pauh, Nagari Sicincin, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Kabarnya surau ini telah berumur ratusan tahun yang dibangun secara bergotong royong oleh masyarakat setempat. Ada yang menuliskan sudah bediri sejak abad ke-15. Namun, ada juga yang menceritakan tahun 1700-an.
Surau ini merupakan cagar budaya yang telah di tetapkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar dengann nomor inventaris 06/BCB-TB/A/13/2007 dan telah dilakukan pemugaran tanpa menghilangkan bentuk aslinya pada tahun 2015 lalu.
———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.