Ngarai Sianok dan Tabiang Takuruang, Kepingan Lukisan Alam Tersembunyi di Ranah Minang
Ngarai Sianok menjadi buah karya alam yang terbentuk indah akibat gerakan patahan Semangko yang terjadi sejak dahulu kala. Menjadikan kawasan ini lembah yang curam (ngarai) dan tinggi, tapi memiliki pesona tersendiri. Mengalir di tengahnya Batang Sianok yang menyuburkan dan menghijaukan sekitarnya sehingga lembah ini diberi nama Ngarai Sianok.
Jika dilihat dari peta, Ngarai Sianok ini berada antara perbatasan Kota Bukittinggi dan Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam. Lembah ini memanjang dan berkelok sejauh 15 km dengan lebar sekitar 200 meter dan kedalaman sekitar 100 meter ini, mulai dari Ngarai Guguak Tabek Sarojo ke selatan Ngarai Koto Gadang sampai ke Ngari Sianok Anam Suku, dan berakhir di Kecamatan Palupuh.
Karena begitu indahnya, lembah ini pernah dijadikan latar dalam uang Rp 1ribu keluaran tahun 1980 dan digunakan kembali untuk uang Rp. 2ribu tahun emisi 2016. Bahkan sejak zaman Kolonial Hindia Belanda keberadaan Ngarai Sianok ini sudah kesohor.
Hal ini terlihat dari banyaknya dokumentasi foto dan lukisan dari tempat ini. Bisa jadi Ngarai Sianok ini menjadi tempat melepas penat para noni dan meneer Belanda. Keindahan alamnya membuat siapa saja akan terhipnotis. Para wisatawan yang datang ke Kota Bukittinggi atau Kabupaten Agam saja selalu mengunjungi tempat favorit ini. Banyak tempat yang bisa dikunjungi untuk menikmati panorama alamnya.
Suasana Ngarai Sianok yang berlatakan Gunung Singgalang di zaman koloial sekitar tahun 1911 |
Hal ini terlihat dari banyaknya dokumentasi foto dan lukisan dari tempat ini. Bisa jadi Ngarai Sianok ini menjadi tempat melepas penat para noni dan meneer Belanda. Keindahan alamnya membuat siapa saja akan terhipnotis. Para wisatawan yang datang ke Kota Bukittinggi atau Kabupaten Agam saja selalu mengunjungi tempat favorit ini. Banyak tempat yang bisa dikunjungi untuk menikmati panorama alamnya.
Memandang Gunung Singgalang dan Ngarai Sianok dari Taman Panorama
Taman Panorama menjadi view point pertama yang menawarkan keindahan Ngarai Sianok. Berada di pusat Kota Bukittinggi. Sekitar 2 jam berkendara dari Kota Padang atau 1,5 jam dari Bandara Internasional Minangkabau.
Destinasi ini sangat mainstream sekali, karena banyak dikunjungi oleh para pelancong yang menghabiskan waktu liburannya di kota wisata ini. Biasanya bagi yang baru pertama kali akan memasukan tempat ini ke daftar tujuan wisatanya.
Destinasi ini sangat mainstream sekali, karena banyak dikunjungi oleh para pelancong yang menghabiskan waktu liburannya di kota wisata ini. Biasanya bagi yang baru pertama kali akan memasukan tempat ini ke daftar tujuan wisatanya.
Dari taman ini juga dapat melihat Gunung Singgang yang cantik. Itu pun bila cuaca cerah. Menariknya taman ini masih satu kawasan dengan lubang Jepang yang menjadi objek wisata sejarah yang dibuat sejak 1946.
Untuk bisa ke destinasi andalan ini pengunjung bisa datang ke Jalan Panorama dengan membayar tiket masuk Rp. 15 ribu (dewasa), Rp.10 ribu (anak-anak) dan Rp. 20 ribu (mancanegara) per Agustus 2016.
Melihat Dinding Terbelah dari Jembatan Gantung Grat Wall Koto Gadang
Dari Panorama dapat diteruskan menurun menuju dasar Ngarai Sianok. Namun, karena masih satu arah, baiknya singgah dulu ke Janjang Koto Gadang atau dikenal dengan Great Wall-nya Indonesia,. Untuk melihat panaorama lain Ngarai Sianok sembari berjalan kaki menaiki dan menuruni 315 anak tangga sepanjang lebih dari 1 km dengan lebar hampir 2 m dan tinggi dinding 1,5 m.
Pintu masuknya dekat pintu keluar Lubang Jepang dari sisi tebing ngarai. Tidak ada tiket masuk, hanya bayar parkir kendaraan saja. Di sini terdapat satu jembatan gantung yang yang membatasi Kota Bukittinggi dan Nagari Koto Gadang.
Sepanjang mata memanjang lembah yang tinggi terlihat membentang jauh, pepohonan yang hijau tumbuh subur memberi warna tersendiri. Dinding-dinding tebing ini begitu menakjubkan yang dibelah oleh Batang Sianok di dasarnya. Apalagi ketika sampai spot untuk berfoto landskap ngarai akan terlihat mempesona.
Janjang Saribu dari Bukit Apik dengan Panorama Ngarai Sianok
Janjang Saribu menjadi salah satu destinasi wisata alternatif bila berwisata ke Kota Bukittinggi, tepatnya di Kawasan Bukit Apik. Meskipun tidak sepopuler Janjang Koto Gadang. Malah ada yang mengira Janjang Saribu ini lokasiya sama, padahal jauh berbeda.
Di Janjang Saribu ini pengunjung akan melihat panorama Gunung Singgalang dan Gunung Merapi yang mempesona. Kemudian megahnya Ngarai Sianok dari sudut yang lain. View yang bagusnya ada dipuncaknya. Pengunjung akan melewati jalur yang berliku-liku, cukup curam dan menyusuri celah-celah tebing.
Sesuai namanya, Janjang Saribu ini memiliki banyak anak tangga, meskipun jumlahnya tidak sampai seribu, kabarnya lebih dari 400 anak tangga. Sebelum ada anak tangganya, sejak dulunya masyarakat setempat sudah menggunakan Janjang Saribu ini untuk jalur transportasi dan mengambil air ke sungai yang terdapat di dasar ngarai.
Janjang Saribu ini memiliki dua pintu masuk, dapat dimulai dari bawah ngarai atau di atas Bukit Apik. Jalurnya sangat baik, tiap tangganya berlantai batu alam dan dipagar besi dengan lebar sekitar 1 m. Masyarakat sekitar memanfaatkan kawasan ini untuk berolahraga sebari traking. Tersedia juga gazebo untuk beristirahat, toilet, kolam mancing dan lokasi kemping. Tidak ada tiket masuk alias gratis dan hanya membayar parkir kendaraan, Rp. 2 ribu untuk motor.
Menikmati Sajian Itik Lado Hijau dari Dasar Ngarai Sianok Dengan Panorama Menawn
Selanjutnya jalan lagi deh hingga dasar Ngarai Sianok. Di sini akan terlihat dinding-dinding tinggi, jejak patahan Semangko itu. Fenomena alam yang dipercantik oleh alam. Itulah Ngarai Sianok. Sembari menikmati panorama alamnya, bisa juga mencicipi kuliner khas daerah ini yaitu Itik Lado Hijau. Rasanya itu pedas lezat dan nendang sekali.
Banyak rumah makan di sini yang menyediakan menu ini atau dapat pergi ke Rumah Pohon Abdul Cafe & Resto yang beralamat di Jalan Raya Lambah Sianok, Nagari Sianok Anam Suku, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam.
Satu porsi itik lado hijau ini dibandrol Rp. 35ribu aja. Selain untuk tempat 'pemadam kelaparan', pengunjung juga akan disuguhkan panorama tebing-tebing Ngarai Sianok yang mendunia ini. Dibawahnya hamparan sawah nan hijau dan rumah penduduk yang tidak begitu rapat menjadi sajian pelengkap sembari menikmati sajian makanan di tempat ini.
Taruko Caferesto, Hits dengan Pemandangan Tabing Takurung Berpagar Ngarai Sianok
Selain Rumah Pohon Abdul Cafe & Resto, ada lagi satu tempat hits yang menyajikan panorama Ngarai Sianok yang menawan itu, yakni Taruko Caferesto. Tempatnya tidak jauh dari pusat Kota Bukittinggi sekitar 15 menit berkendara. Beralamat di Jalan Raya Lembah Sianok, Jorong Lambah, Nagari Sianok Anam Suku, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam.
Dibangun sejak tahun 2008 dan dibuka secara resmi tahun 2010. Menunya sangat beragam mulai dari barat hingga Indonesia, khasnya pun ada Itik Lado Hijau. Minumannya juga banyak jenisnya bisa dalam kondisi hangat dan dingin. Soal harga makanan dan minuman terjangkau.
Tempat makan ini sangat unik, arsitektur banguannya Minangkabau sekali. Terbuat dari kayu dengan bentuk atap bergonjong yang serbuat dari ijuk. Ada juga ornamen etnik lainnya yang menjadikan lokasi ini istimewa. Ditambah sekeliling cafe ini panorama alamnya serba hijau dan indah dipandang.
Tempat makan ini sangat unik, arsitektur banguannya Minangkabau sekali. Terbuat dari kayu dengan bentuk atap bergonjong yang serbuat dari ijuk. Ada juga ornamen etnik lainnya yang menjadikan lokasi ini istimewa. Ditambah sekeliling cafe ini panorama alamnya serba hijau dan indah dipandang.
Dari kejauhan pun seakan berpagar oleh dinding ngarai yang tinggi serta terdapat bukit unik yang bernama Bukit Takuruang atau masyarakat sering menyebutnya Tabiang Takuruang. Wajar tempat ini menjadi incaran anak muda untuk kongkow-kongkow. Meski letaknya cukup jauh dari rumah penduduk dan hiruk pikuk Kota Bukittinggi. Tidak salah juga cafe ini sering dijadikan lokasi syuting berbagai macam acara televisi dan bisa juga menjadi pilihan untuk menangkan diri.
Secret Point Ngarai Sianok, Kecantikan Sesungguhnya Ngarai Sianok dan Tabiang Takurung
Dari Taruko Caferesto dilanjutkan mengikuti jalan berbeton dan terkadang ada yang berlubang menuju perbukitan di atas lembah hingga sampai rumah penduduk terakhir. Kendaraan titip ke rumah penduduk yang ada kedainya. Kemudian harus traking beberapa menit melewati sawah dan ladang penduduk. Petunjuknya Tabiang Takuruang itu tandanya.
Aksesnya mudahnya dan ikuti jalur jalan yang telah tersedia. Sepanjang perjalanan Taruko Caferesto akan melewati sawah, dari kejauhan dinding curam tinggi ini terlihat gagah dan tidak bisa diungkapkan. Secara administrasi tempat ini berada di Nagari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam. Sekitar 30 menit dari pusat Kota Bukittinggi.
Setibanya di lokasi. Tidak ada kata yang bisa terucap, hanya bisa bersyukur pada-Nya akan kenikmatan alam yang begitu indahnya. Ini dia tempat favorit saya untuk melihat kepingan lukisan alam yang indah di Sumatra Barat.
Tempat ini tidak banyak yang tahu dan baru hits dikalangan pengguna sosial media Instagram. Saya menyebutnya tempat ini Secret Point Ngarai Sianok, karena spot terbaik menikmati kecantikan tersembunyi dan sesungguhnya dari panorama alam Ngarai Sianok serta fenomena keberadaan Bukik Takurung atau dikenal dengan Tabiang Takurung. Tempat ini berada diketinggian atau tepatnya di puncak ngarai.
Di zaman Kolonial Hindia Belanda tebing ini sudah terkenal, terlihat dari banyaknya dokumnetasi yang diabadikan oleh fotografer pribadi pimpinan belanda di Sumatra's Westkust. Kawasan Ngarai Sianok dan Tebing Takurung ini disebut juga sebagai Karbouwengat, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai ini.
Suasana Tabiang Takurung tahun 1900-an |
Dulu, bukit ini sangat lebar dan luas. Namun, pasca gempa bumi 2007, beberapa bagian dari sisi bukit ini runtuh dan hingga terlihat seperti saat ini.
Tabiang Takurung ini menjadi objek utama yang dilihat dari tempat ini berada di tengah persawaahan dan dekat Taruko Caferesto dengan sekelilingnya lembah curam yang tinggi, terdapat satu pohon yang tumbuh diatas puncaknya yang tajam menjadi pemikatnya tersendiri.
Fenomena kabut yang berada di sekitarnya menambah epik tempat ini bila dijepret dengan kamera. Terutama bila hunting di pagi hari. Wow banget deh. Apalagi dengan sentuhan aplikasi editing foto tambah instagrammable deh. Tentunya sesuai rasa dan tone masing-masing.
Inilah Ngarai Sianok dari berbagai sudut pandang yang dapat dinikmati keindahannya.
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.