Staycation Ala-Ala di Kota Padang


Sering kali saya melihat di timeline Twitter maupun Stories Instagram yang mengeluh dengan padatnya aktivitas membuat lupa untuk berlibur atau banyaknya tugas yang bikin otak mumet. Bahkan ada juga yang bosan berdiam diri seharian dan meminta diajak untuk pergi piknik. Parahnya lagi ada juga yang meminta diculik, tapi diculiknya untuk jalan-jalan. Terkadang juga saya suka tertawa sendiri melihatnya.

Padalah untuk bisa menikmati hari libur tidak musti ke luar kota, apalagi memakan biaya yang mahal. Coba saja pilih alternatif berlibur yang tidak jauh dari rumah, tapi tentunya tetap menyenangkan dong. Itulah Staycation. Sebagai infomasi saja, staycation itu berasal dari kata stay (tinggal) dan vocation (liburan).

Saya sebut liburan ala-ala, sebab apapun tempatnya dapat menjadi media untuk menyegarkan pikiran ditengah padatnya aktivitas. Biasanya dilakukan ketika weekend, bisa menginap di hotel, pergi ke museum, belanja di pasar, bermain di taman kota, pergi ke mall, menikmati suasana kota tua hingga bersantai di tepi pantai. Semua itu tersedia di Kota Padang.

Nah, kalo di Kota Padang enaknya staycation ke mana? Kota Tua Padang dan Pantai adalah pilihannya. Kala liburan lebaran lalu, saya pergi jalan-jalan singkat bersama Uda @harivalzayuka, @randhyyanas (Peye), Uda @rianooooo@indahyz_dan teman Indah. Yah, staycation ala-ala libur lebaran.

Pesona Kelenteng See Hin Kiong dan Nikmatnya Kopmil di Kawasan Tiongkok-nya Kota Padang.


Kelenteng See Hin Kiong
Bicara kota tua tidak akan pernah ada habisnya untuk diulik. Kota Tua Padang sendiri merupakan satu kawasan destinasi wisata terpadu yang menarik untuk dijelajahi sambil hunting. Pastinya tidak akan pernah bosan. Itu bagi saya. 

Sore itu, Uda Harival sudah tiba di depan kedai Kopmil, sembari menunggu teman-teman lainnya, kami menikmati minuman gaul dan hits seantero Padang ini. Kurang lengkap rasanya, kalo ke Kota Padang tidak mencoba untuk mencicipinya.Setelah itu, pergi mengunjungi Kelenteng See Hin Kiong untuk mengabadikan momen. 

Warna Warni Kelenteng See Hin Kiong
Kelenteng ini satu-satunya dan tertua di Minangkabau yang menjadi wisata religi favorit bagi para wisatawan. Sebenarnya kelenteng ini baru dibangun sebagai pengganti kelenteng lama yang rusak akibat Gempa 30 September 2009 lalu. 

Tidak berapa lama Peye tiba, kami pun meninggalkan kelenteng. Kemudian perjalanan hunting dimulai menyusuri koridor Jalan Kelenteng II yang memiliki bangunan tua yang dikenal dengan shophouse.

Batang Arau, Taman di Tepian Sungai dan Puluhan Bangunan Tua

Pedestrian Batang Arau berlatarkan Bukit Gado-Gado
Kami pun tiba di jalan Batang Arau menuju pedestarian dan taman tepian sungai Batang Arau. Tempat kekinian untuk hunting foto dengan latar kapal-kapal dan bukit Gado-Gado. Kalau malam tempat ini akan cantik sekali dengan kelap kelip lampu dari rumah penduduk. 

Di sini Uda Harival dan Peye bermain skateboard. Papanya itu baru dibeli loh. Kemudian Uda Riano tiba. Sebenarnya tempat ini juga digunakan sebagai lokasi bermain skateboard oleh kaula muda Padang. Memang, sejauh ini di Padang belum ada kawasan skatepark yang representatif.

Uda Harival bermain skeatboard.
Gedung Bank Mandiri
Uda Riano berlatarkan Gedung Bank Mandiri
Mengingat matahari kian tenggelam, petanda senja akan tiba. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Muaro untuk berburu sunset. Namun, sebelum itu, kami mengambil beberapa foto dulu dengan latar salah satu gedung cagar budaya yang kini digunakan sebagai Bank Mandiri KCP Muaro. 

Zaman Belanda, banguan ini sebagai Gedung Nederlandsch-Indische-Escompto-Maatschappij (NIEM) yang sedari dulunya digunakan sebagai bank. Memiliki gaya arsitektur kolonial yang dibangun sekitar tahun 1930-an terlihat dari bentuk bangunan dengan dinding yang tebal, pintu dan jendela yang tinggi.

Berjalan ke arah Muaro hingga melewati sederet bangunan-bangunan tua dan jembatan Siti Nurbaya yang kesohor itu. Jembatan ikonik ini menjadi spot menarik juga untuk hunting. Dapat mengabadikan momen sepanjang waktu. Panorama alam berpadu dengan pesona Kota Kua Padang.

Sederetan Bangunan Tua dan Cagari Budaya di Jalan Batang Arau
Jalan Batang Arau memiliki sederet bangunan peninggalan kolonial. Dulu kawasan ini merupakan pusat pemerintahan dan perniagaan hal ini ditandai dengan adanya gudang dan kantor dagang. 

Terdapat lebih dari 18 bangunan cagar budaya di kawasan ini umumnya digunakan sebagai gudang dan ada yang hancur akibat gempa 30 September 2009 lalu. Sebagian ada yang terkelola dengan baik dijadikan museum, cafe, bank dan sisanya kurang terawat. Sangat disayangkan. Huft.

Pelabuhan Muaro Padang, Jejak Kejayaan Kota Pelabuhan Pantai Barat Sumatra

Pelabuhan Muaro Padang
Sampai di Pelabuhan Muaro. Banyak kapal barang bersandar, rasa Pelabuhan Sunda Kelapa meski tidak banyak kapalnya. Terlihat juga jejak rel kereta api di sekitaran pelabuhan ini yang pada zaman Belanda dulu digunakan untuk bongkar muat barang.

Bila ditarik ulur cerita hadirnya Kota Tua Padang, maka tidak lepas dari keberadaan pelabuhan Muaro yang merupakan cikal bakal dari keberadaan Kota Padang saat ini. Pelabuhan ini yang berada di dekat muara sungai Batang Arau yang menghadap langsung Samudera Hindia. 

Keberadaan pelabuhan Muaro menjadi saksi sejarah tersendiri bagi perkembangan Kota Padang yang pernah menjadi pusat perdagangan, pertahanan militer hingga kota metropolitan yang sangat berpengaruh dan penting di pulau Sumatra. Inilah sepenggal hikayat lama dari Kota Padang tempo dulu. 

Saat di sini, kami bertemu dengan Indah dan temannya. Dia menggunakan kendaraan bermotor, sementara itu, kami dari awal hunting hanya berjalan kaki saja. Kendaraan, kami parkirkan di depan kedai Kopmil. Lumayan jauh dan melelahkan, tapi sebanding dengan hasil yang diperoleh. Luar biasa.

Senja di Pantai Muaro Padang, Mempesona dan Memikat

Sudut senja di Pantai Muaro Padang
Terakhir kami berburu senja di Pantai. Tempat yang kami tuju yakni Pantai Muaro Padang. Maklum di pusat kota ini terdapat beberapa pantai dengan daya tarik tersendiri. Untungnya cuaca lagi sangat bersahabat, meski hari itu disebelah timur sangat gelap sekali. Mungkin karena ada Indah jadinya langit begitu merona indahnya.

Pantai Muaro Padang menjadi tempat menarik juga untuk hunting foto, tapi untuk suasana senja. Para sunset loveres dapat mencoba memetik gambar di sini. Matahari yang kembali ke ufuknya, memancarkan warna warni khas lembayung senja. Sangat menawan sekali petang kala itu.

Saat itu Indah menjadi modelnya. Uda Riano dan Peye asik sekali motret tiap sudutnya, dengan latar panorama senja dan Samudera Hindia. Sementara saya dan Uda Harival sedang berburu matahari terbenam dengan gear-nya masing-masing.


Suara azan Magrib berkmandang, perlahan langit pun semakin gelap. Malam pun tiba. Kami mengakhir staycation ala-ala ini dengan cerita hunting sambil piknik ke kota tua dan pantai. Sebelum ini kami pun berswafoto sebagai kenang-kenangannya. Kemudian dilanjutkan berjalan untuk kembali  pulang, tapi ternyata menepi sejenak di salah satu cafe yang merupakan bangunan tua dan cagar budaya juga.

Yah, itaulah sedikit cerita staycation ala-ala di Kota Padang. Yuk kapan pergi hunting lagi?

————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel