Lawang Park dan Syahdunya Panorama Danau Maninjau


Kabut tipis bersama semilir angin pegunungan menyapa pagi itu. Langit cukup cerah, meski tidak ada terik mentari. Berada di atas ketinggian dan memandang Danau Maninjau yang melegenda ini membuat pagi saya begitu syahdu. Secangkir kopi hangat ditemani sepiring nasi goreng seakan mampu menghangatkan pagi itu.

Keindahan Danau Maninjau yang berada di Kabupaten Agam ini menjadi incaran para wisatawan. Panorama alam yang mempesona membuat semua orang terkagum-kagum. Danau Maninjau salah satu danau tercantik dan terluas kedua yang dimiliki oleh Sumatra Barat. Keindahannya akan memikat dan membuat siapa saja yang melihatnya akan takjub.

Hamparan Danau Maninjau dari lapangan take off Paralayang Lawang Park
Danau Maninjau merupakan danau vulkanik yang membentuk sebuah kaldera dari letusan besar gunung api yang terjadi puluhan ribu tahun lalu. Ada legenda dari terbentuknya danau ini yang dikenal dengan kisah Bujang Sembilan. Danau ini juga menjadi habitat 34 ikan endemik. Sayangnya, 20 spesies diantaranya telah punah. Rinuak adalah ikan kecil yang terkenal di Danau Maninjau dan menjadi kuliner khasnya berupa Rakiak Rinuak dan Palai Rinuak.

Banyak tempat yang dapat dikunjungi bila ingin menikmati pesona Danau Maninjau ini, salah satunya di Lawang Adventure Park atau dikenal dengan Lawang Park. Spot terbaik melihat seluruh landskap danau dari ketinggian 1250 meter di atas permukaan laut.

Lawang Adventure Park, Sajikan Danau Maninjau Secara Keseluruhan


Landskap full Danau Maninjau
Dari Kota Padang, bisa ditempuh menuju daerah Lawang sekitar 2 jam perjalanan. Tepatnya berada di Jalan Raya Lawang Batu Basa, Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam Sumatra Barat. Dari Bukittinggi tidak begitu jauh sekitar 20 menit.

Akses jalan menuju Lawang Adventure Park sangat mulus dan mudah dijangkau. Selama perjalanan akan melewati jalan mendaki dengan pemandangan yang indah dan perkebunan tebu yang menjadi mata pencarian masyarakat setempat. Di sini juga terkenal dengan kacang rebusnya juga.

Lembah di Danau Maninjau dan terselip puncak Gunung Singgalang
Masuk tempat ini cukup bayar tiket Rp. 10 ribu per orang (per tahun 2017). Pengunjung bebas menikmati keindahan segala sudut dari tempat ini. Dari tempat ini pengunjung dapat menikmati suasana danau yang biru dengan rumah penduduk yang berada di tepinya dan dipagari oleh perbukitan yang menyejukan mata.

Disebut juga Second place of Swedia. Julukan yang diberikan oleh wisatawan mancannegara yang telah terhipnotis saat menikmati keindahan Danau Maninjau dari tempat ini.

Pemandangan Danau Maninjau kala senja.
Kelap kelip rumah penduduk di tepian danau jelang malam tiba
Kala senja yang merona dan sunrise yang menawan pun dapat dijumpai di sini. Dengan catatan, jika cuaca cerah, sebab kabut dan awan selalu menyelimuti tempat ini sehingga wajar saja udaranya cukup dingin bisa mencapai 15°C. 

Saya sudah menikmati suasana alam yang ditawarkan dari tempat ini, ketika kabut tebal menyelimuti pagi, siang hari nan sejuk dengan mentari yang terik. Warna warni langit senja yang tiba dan kemudian kelap kelip bintang malam pun menemani bersama sinar lampu rumah penduduk yang mengitari tepian danau.

Ini menjadi pemandangan alam yang saya rasakan dan jumpai. Sayangnya, saya tidak dapat menikmati suasana matahari terib, karena cuaca pagi tertutup kabut.

Spot Foto Terbaik Menangkap Danau Maninjau

Spot kapal, tempat kekinian untuk berfoto dengan latar pemandangan danau

Di tempat ini juga disediakan 3 spot foto kekinian yang dapat dicoba. Pertama framing dari ranting kayu dan bambu yang disusun sedemikan rupa menjadi semacam gapura yang berlatarkan lembah dan Danau Maninjau.

Kedua spot bendera yang berada di tebing bukit dengan alas bambu berpanorama lembah dan Danau Maninjau. Maksimal boleh 4 orang yang berada disini.

Ketiga spot perahu yang terbuat dari bambu menghadap ke arah danau seakan mau pergi berlabuh dikenal sebagai Perahu Terdampar. Dibuat tahun 201.  Pengunjung harus bergantian untuk bisa berswafoto, maksimal 2 orang.

Kemudian spot foto favorit di Lawang Adventure Park ini berada di tempat take off Paralayang untuk melihat keindahan Danau Maninjau secara keseluruahan. Terlebih saat sunset, cantik sekali.

Terbaru di Lawang Adventure Park ada Rumah Kurcaci yang bentuknya instagrammble, seolah berada dalam film kartun anak-anak. Rumah ini terdapat dua dan dibangun tahun 2018 

Bermain Paralayang dengan Panorama Danau Maninjau

Lawang Adventure Park juga menjadi tempat untuk take off olah raga Paralayang. Para wisatawan mancanegara banyak yang mengagumi tempat ini, karena sambil melayang-layang di udara dapat mencuci mata dengan keindahan alam yang disajikannya. Wajar juga menjadi tempat Paralayang terbaik di Asia Tenggara.

Menginap di Lawang Adventure Park


Penginapan utama dan beberapa cottage lainnya
Menginap dua malam di Lawang Adventure Park menjadi pengalaman yang mengesankan. Saat itu, saya sedang mengikuti kegiatan Outbond Management Training dari Universitas Bung Hatta.

Secara konsep Lawang Adventure Park merupakan tempat penginapan bernuansa adventure/bukan hotel dengan sejumlah bangunan yang dijadikan villa dan cottage, konsep dormitory.

Saya mendapat kamar T dengan dua double bed. Kira-kira ukuran kamarnya 4x4 meter dengan kamar mandi di dalam dan sudah layaknya hotel. Suasana kamar nyaman, tanpa TV dan tanpa pendingin ruangan, karena lingkungan sudah sejuk.

Jadi kalo mau menginap harus membawa jaket yang tebal soalnya cuaca di sini tidak menentu, kadang sejuk dan kadang dingin sekali. Jangan lupa bawa obat anti masuk angin dan anti nyamuk ya.

Penginapan dengan nuansa alam yang kental 
Lawang Adventure Park ini dapat dijadikan tempat untuk kegiatan outbond, karena di sini ada juga ada lembaga Training Assesment, Experiantal Learning. Bagi yang ini berpetulangan bisa juga dengan mencoba tracking jalur perbukitan, menyusuri air terjun hingga bermain arum jeram.

Di samping itu juga tempat ini cocok sekali wisata keluarga. Di sini terdapat aula yang cukup luas, musalla, panggung untuk musik, ada arena jungle paint ball, camping ground hingga parkir mobil yang representatif.

Untuk menunya menyajikan makan dan minuman khas seperti teh talua, sorbat (minuman jahe dicampur gula aren) dan air perasan tebu. Soal rasa makanannya tidak perlu diragukan lagi, begitu yummi, bisa disetarakan dengan rasa makanan di hotel.



Perlahan langit semakin terang, barisan awan semakin rapat. Udara yang semula dingin mulai sejuk. Saya pun kemudian kembali mengikuti kegiatan outbond.

Nuansa alam yang memanjakan mata bersamaan dengan aktivitas yang sedang dilakukan. Ini dapat menjadi terapi tersendiri bagi yang ingin berlibur ke alam, tapi sambil berkegiatan.

Kalo ke Sumatra Barat, jangan lupa merasakan sensasi kedamaian dan keindahan Danau Maninjau di Lawang Park ini.

Peta Lokasi dari Google Maps:

————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel