Jejak Istana dan Tapak Presiden Milenia
Sepoy-sepoy angin sore menyapa, sayahdu dan menenangkan. Lembayung senja yang bergelimangan warna memberi kesan tersendiri di langit. Kala itu, bertepatan pula dengan datangnya satu pesan penting di aplikasi massanger WhatsApp. Ada pesan dan isinya langsung dari Istana Negara. Terkejut dan tidak percaya. Pantai Pasie Jambak ini menjadi saksinya.
Pesannya berupa undangan langsung dari Tim Komunikasi Presiden Jokowi untuk blogger di Sumatra Barat. Tidak semua blogger, tapi yang menang lomba menulis saat kegiatan Flash Blogging bersama Kominfo bulan Agustus 2017 lalu. Saya bersama tiga teman lainnya yakni Alizar Tanjung, Qabil Salim dan Wendi Ahmad Wahyudi, mendapat kesempatan untuk mengenal lebih dekat dengan Presiden Jokowi melalui Tim Komunikasi Presiden dan Staf Khusus Presiden Bapak Sukardi Rinakit.
Sebelum berangkat, tentunya kami sudah menyiapkan bahan yang menjadi bahan perbincangan nantinya. Saya pun jadi bingung mau menyampaikan materi tentang apa. Dalam kesempatan baik ini, ternyata kami diundang menjadi narasumber untuk kegiatan Focus Group Disscusion (FGD) dengan tema Presiden Jokowi di Mata Bloggers Indonesia. Pembahasannya agak berat ini.
Pertemuan ini menjadi momen yang sangat berharga dan memoriable di penghujung tahun 2017. Menjadi tamu negara, begitulah kiranya. Agak lebay, tapi bisa jadi memang begitu. Saya diundang resmi dengan logo garuda loh. Dalam waktu hampir 2 jam saya terbang dari Bandara Internasional Minangkabau Ketaping ke Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng. Oh, Jakarta! I'm coming!
Menulis di blog terkadang memiliki kesenangan tersendiri, apalagi bila menginspirasi banyak orang. Tentu akan berlipat kesenangannya. Sejatinya, memang begitu. Saya sendiri sudah punya blog sejak 2011 dan aktif menulis di blog sejak 2016 lalu. Di tahun yang sama, saya pun bergabung dengan Komunitas Blogger Palanta yang berkedudukan di Kota Padang.
Sebabnya saya suka menjelajah, maka tulisan saya seputar traveling, heritage dan kuliner. Bertemu banyak orang, beda tempat, dan beda cerita. Hal itu yang menjadi bahan untuk mengisi konten dalam blog saya. Apalagi saya membuat Komunitas Padang Heritage dan kegiatan jalan-jalan ke kota tua yang dikenal dengan Padang Heritage Walk. Menjadi penyemangat untuk menulis dengan mengenakan sisi-sisi Kota Padang yang belum terungkap dan bahkan terlupakan.
Dunia tulis menulis ini tidak asing lagi bagi saya, sejak tahun 2011 hingga saat ini, saya tetap menggeluti dunia menulis ini. Baik menulis berita, mengisi tulisan di blog hingga membuat caption di Instagram. Konten adalah jiwanya blog. Tiap bloger punya seni tersendiri dalam menjual kata-katanya, kemudian diwujudkan dalam rangkaian kalimat yang memikat para pembacanya. Berkat ngeblog, saya bisa sampai ke Istana. Alhamdulillah. Itulah, the power of blog.
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pramoedya Ananta Toer
Aduh, pesawat Citilink yang mengantar saya telah mendarat. Sehari sebelum kegiatan dimulai saya dan Alizar Tanjung sudah tiba. Kami mendapat penginapan di Hotel Ibis Harmoni, beberapa menit tidak jauh dari Kementerian Sekretariat Negara yang berada di Kompleks Istana Negara Jakarta.
Presiden Jokowi, Pariwisata dan di sana Ada Blogger
Beberapa hari sebelum berangkat, saya masih ragu memilih tema apa. Sesuai dengan isi konten blog, saya mengangkat dunia pariwisata. Terlihat sederhana, tapi di balik semua itu ada benang yang rumit yang harus dirajut sedemikian rupa hingga menjadi tampilan yang indah dan mengesankan. Eaaa
Dari Penginapan saya dan teman lainnya bersiap-siap menuju Istana sembari menunggu Go-Car tiba. Dalam perjalanan sedikit macet, maklum siang itu bertepatan dengan jam makan siang. Jakarta dan kemacetan.
"Mas, pintu masuknya kelewat," sebutku kepada pengemudi Go-Car berlogat Jawa ini.
Memutar kembali. Mobil melaju masuk jauh ke dalam hingga tiba di Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara. Setibanya kami pun melapor ke petugas kemananan gedung ini dan kami diantar hingga ke ruang pertemuannya.
Saya membuat membuat judul presentasi Presiden Jokowi, Pariwisata dan di sana Ada Blogger. Bercerita mulai dari program presiden Jokowi, capaian sektor pariwisata, peran dan harapan bloger. Saya menjadi penyaji pertama setelah mulanya kami semua saling memperkenalkan diri satu per satu.
Dari pengamatan saya, dua tahun belakangan ini sektor Pariwisata di Indonesia sangat menggeliat, ditambah dengan tingginnya pengguna media sosial di negeri ini turut memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam menduniakan destinasi wisata Indonesia.
Pelesiran bukan menjadi barang yang mahal lagi dan seakan sudah menjadi kebutuhan primer seperti akses internet, makan dan lainnya. Hal ini juga memicu munculnya destinasi baru yang disebabkan viral di media sosial. Lantas, ada peluang, hambatan dan tantangan dalam pengelolaan pariwisata di Indonesia, terutama di daerah.
Seiring dengan berjalannya waktu, sektor pariwisata berkembang pesat dan memiliki peran sangat penting untuk menunjang perekonomian Indonesia. Pariwisata menjadi leading sector dan core economy dalam pembangunan tanah air yang harus didukung oleh semua kementerian/lembaga negara. Pariwisata menjadi sektor prioritas dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Hal ini masuk ke dalam program NAWA CITA Presiden Jokowi – Jusuf Kala 2014-2019.
Secara nasional target dan program pemerintah di sektor pariwisata sangat baik. Namun, bila dilihat ke daerah masih terdapat kendala dan persolan tersendiri dalam melakukan pengembangan destinasi wisata. Ada daerah yang serius dengan pengelolaan destinasi wisatanya, ada yang ikut-ikutan dan ada juga yang terkesan sektor pariwisata belum menjadi hal yang prioritas.
Terlebih di era digital yang menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan pengembangan destinasi wisata. Topografi daerah di Indoensia yang sangat beragam sehingga persoalan infrastruktur, akses telekomunikasi dan internet menjadi hal yang penting dalam menjual destinasi wisata Indonesia ini. Nah, dalam pengelolaan pariwisata tidak bisa satu pihak/lembaga saja, musti dikeroyok secara bergotong-royong oleh semua lini. Termasuk dalam hal ini keterlibatan bloger.
Padahal, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata mempunyai konsep dalam pengembangan destinasi wisata yang harus memiliki unsur 3A (Atraksi, Amesti dan Akses), 2C (Creative Value dan Commercial Value), strategi Pentaheliks ABGCM (Academician, Business, Community, Government, Media) dan strategi promosi BAS (Branding Advertising Selling). Hanya saja di daerah tinggal penerapanya saja.
Baca: Destinasi Kota Padang, Pariaman dan Solok Selatan
Baca: Destinasi Kota Padang, Pariaman dan Solok Selatan
Peran bloger dalam dunia pariwisata ini sangat penting dan berpengaruh. Meski kini telah memasuki era media 3.0. Bloger sebagai garda depan memperoleh informasi dan menjadi referensi untuk melihat kondisi suatu destinasi wisata.
Bloger 'menjual wisata' di daerahnya melalui tulisan yang dibuatnya, lalu diintegrasikan dengan media sosial. Biasanya bloger dapat membuat viral suatu destinasi wisata (tulisan, foto, dan video). Secara tidak langsung bloger berperan sebagai duta wisata dan membantu kerja pemerintah di bidang Pariwisata. Sayangnya peran bloger belum dimanfaatkan secara optimal terutama di pemerintah daerah (provinsi, kota dan kabupaten).
Wah, sedikit panjang penjelasannya. Namun, begitu kirannya pandangan saya.
Destinasi Digital, Pariwisata Kids Zaman Now
Selama 4 jam kami bertukar pikiran, diskusi dan memberi saran. Ruangan di sudut istana itu menjadi lebih mencair. Bapak Sukardi Rinakit ini selalu bercerita humoris soal Presiden Jokowi. Semula saya pun sedikit tegang dan grogi ketika memaparkan presentasi ini, seolah-olah suasananya sedang kompre Tugas Akhir.
Saya pun terpikir ketika Kementerian Pariwisata membuat program pasar kekinian yang menjadi tempat wisata baru dengan nama destinasi digital. Destinasi digital ini merupakan destinasi pariwisata yang kreatif yang kekinian. Hal ini Berangkat dari kebutuhan generasi milenia yang akrab dengan dunia digital. Kemudian ingin eksis dan hits di media sosial dengan mencari tempat yang instagrammable dan kece. Sebagai ciri khasnya dipadukan konten lokal yang menjadi satu kekatan dan kesatuan sebagai Pariwsiata Kids Zaman Now.
Destinasi digital yang diusung oleh Kementerian Pariwsiata ini digerakan oleh Tim Generasi Pesona Indoensia (GenPI) berbagai daerah di Indonesia dengan bentuk pasar. Ada 7 destinasi digital yang dibentuk tahun 2017 ini. Untuk Sumatra Barat kebagian di Kota Padang dengan Pasa Siti Nurbaya yang dikomandoi oleh GenPI Sumbar.
Pasa Siti Nurbaya merupakan pasar kuliner kekinian yang menampilakan nuansa tempo dulu dengan menghadirkan berbagai macam kuliner tradisional Minangkabau dan memiliki tempat-tempat yang fotogenik. Pasar ini dirancang agar pengunjung dapat bernostalgia ke zaman dahulu, seperti dalam kisah Siti Nurbaya dengan latar Kota Tua Padang yang memiliki nilai historis yang tinggi. Saya pun terlibat dalam Pasa Siti Nubaya ini dan sudah 5 kali pasar ini digelar tiap minggunya.
Sebenarnya konsep ini sudah dilakukan oleh berbagai tempat wisata dengan menyediakan spot foto yang instagenik. Dulu, tiap desitanasi wisata menyajikan pemandangan alam saja, sering berkembangnya zaman. Mulai muncul pemanis-pemanisnya seperti ada tulisan nama desitnasi yang bisa menjadi latar foto dan lainya. Hal ini menjadi pelengkap dari suatu tempat wisata.
Baca: Ke Kota Padang? Yuk Ikuti Liburan Ala “Siti Nurbaya” Masa Kini
Baca: Ke Kota Padang? Yuk Ikuti Liburan Ala “Siti Nurbaya” Masa Kini
Bahkan, saya pun jika ingin pergi ke suatu tempat akan mencari referensi dulu di Instagram dengan berselancar menggunakan tagar (#) plus nama tempatnya. Misalnya #jamgadang maka akan muncul gambar dan video yang telah diunggah para igers. Setelah itu baru browsing ke Mbah Google mencari detail destinasinya. Biasanya saya membaca tulisan para bloger sebagai referensinya.
Konsep destinasi digital ini memang sangat pas untuk generasi milenia dalam membangun pariwisata kids zaman now. Tentunya tidak sebatas yang epik di media sosial sekelas Instagram saja, tapi mampu membuat konten posting-an yang mengedukasi, informatif dan inspriatif sehingga menarik perhatian wisatawan.
Jokowi, Presiden Milenia
Beda zaman tentunya akan beda pula generasinya. Dalam perbincangan bersama Bapak Sukardi Rinakit, Staf Khsusus Presiden dan Tim Komunikasi Presiden, Bapak Andoko Darta, Bapak Ariasa Supit, Bapak Pramartha Pode, dan Mbak Lasmi Purnawati di lantai 3 Ruang sidang Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara. Banyak kisah humanis Presiden Jokowi yang terungkap dan tidak banyak yang mengetahui hal ini.
Mengesankan sekali. Di tengah isu kebijakan dan politik yang tarik ulur, Presiden Jokowi mempunyai misi yang agak berbeda dan tidak biasanya. Pembawaannya yang kekinian memberikan kesan yang menarik untuk diulik. Program kerjanya terus bergulir dengan lompatan-lompatan yang tak terduga. Niatnya untuk mensejahterakan masyarakatnya. Apalagi dengan program dan kebijakan untuk sektor pariwisata.
Generasi milenia yang akrab dengan dunia digital ini, secara tidak langsung membawa semua kalangan ikut menyelaminya. Presiden Jokowi merupakan pimpinan negara, publik figur, dan tokoh yang akrab dengan media sosial, sehingga dapat memberikan pengaruh yang besar terutama dalam branding dan publikasi destinasi wisata yang bisa menggaet para pelancong. Presiden juga duta wisata. Buktinya saja Presiden Jokowi suka membuat Vlog. Istilah kerennya kids zaman now banget!
Misalnya, ketika Presiden Jokowi mengunjungi Raja Ampat di Papua, semua kalangan akan teruju ke sana dan memberikan dampak bagi pengembangan pariwisatanya, terutama infrastruktur. Begitu juga ketika Presiden Jokowi melihat Raja Ampatnya Sumatra Barat di Kawasan Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, ikut kecipratan manfaatnya. Tempat ini menjadi salah satu destinasi unggulan Ranah Minang. Mendapat perhatian dari pemerntah pusat. Saat ini sedang dipercantik dan terus dikembangkan.
Terbaru, Presiden Jokowi datang langsung ke Bali memastikan dan menujukan kondisi Bali saat ini sudah layak dan aman untuk kembali dikunjungi sebagai lokasi wisata favorit para pelancong dari seluruh dunia. Sebelumnya, pariwisata di Bali sempat terganggu karena dampak erupsi dari Gunung Agung. Artinya perhatian terhadap sektor pariwisata sangat serius.
Presiden Jokowi meninggalkan jejak tiap tempat yang dikunjunginnya. Booming dan ramai dikunjungi. Tapaknya benar-benar membumi, memberi harapan dan arti. Gaya komunikasi dengan yang merakyat ini menjadi magnet kuat bagi semuanya. Ditambah dengan keaktifannya bermain dengan media sosial menunjukan pentingnya pembauran zaman. Itu wajah kesederhanaan dari nilai-nilai ketimuran Indonesia dengan perpaduan era digital yang meluas dari barat. Jokowi itu presiden milenianya Indonesia.
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.