Kota Tua Padang dan Jejak yang akan Hilang



Kota Tua Padang begitulah ceritanya. Ketika itu, pagi tiba. Mentari mewarnai perjalanan pulang. Berlayar semalaman dan menyebar jala. Lelah dan tetap ada yang menunggu. Senyuman hangat mereka di depan pintu rumah.

Menjadi pelipur letih. Nelayan dan pelabuhan kehidupan. Sekilas perjalanan panjang itu silih berganti, merubah wajah kota dan pelabuhan yang terpadat di zamannya.

Dulu, begitu ramai oleh pedagang asing. Ribuan kilo mereka berlayar, berlabuh dan menetap. Silih berganti berdatangan membangun pemukiman hingga membentuk peradaban. Merangkai kisah dari indahnya keberagaman bangsa.

Masa kolonial dan kejayaan kota metropolitan di era akhir abad itu. Masa demi masa telah berlalu. Setahun, sewindu, dan seabad. Begitu panjang mengurai dan telah memberikan warna tersendiri bagi kisah Kota Padang.

Baca: Objek Wisata Kota Padang


Perjalanan panjang telah mengantarkan Padang menjadi kota yang besar dan berpengaruh pada zamannya. Mulai dari wilayah rantau yang penuh dengan rawa dan rimba. Berkembang, ketika VOC tiba, menjadi kota bandar. Padang memiliki titik di mana perkembangan kotanya lahir. Itulah Kota Tua Padang dan sekelumit cerita tempo dulu.

Kota Tua Padang selalu menyimpan berbagai macam kisah yang patut digali. Banyak yang tidak menyadarinya. Ada nilai historis yang tercipta, kian lama menjadi sangat bernilai.

Nyatanya, semakin hari, semakin tak berdaya. Ingin bertahan, tapi dengan apa akan ditopangnya. Namun, sejatinya kawasan ini merupakan tapak mula lahirnya Kota Padang yang sesungguhnya.

Baca: Sejarah Kawasan Kota Tua Padang


Beragam bentuk bangunan tua masih terlihat dan bertambah di tengah modernisasi. Mulai menyusup ke dalam sendi-sendinya. Ada keunikan arsitektur, nilai budaya dan adat yang beragam. Semuanya bersatu dan berbaur dalam satu kawasan yang dikenal dengan nama Padang Lama ini.

Puluhan bangunan tua berbaris menunggu sentuhan. Ada yang berwajah baru, ada masih kusam, dan ada yang telah tiada. Begitu kiranya dan menjadi harapan.

Kawasan Batang Arau menjadi satu titik untuk berjumpa Padang Tempo dulu. Tempat ini menjadi pusat perniagaan yang ramai. Lima kantor besar Hindia Belanda membuka cabangnya di Kota Padang.

Ada bekas bangunan bank, perusahan ekspor impor, dan lainnya. Meski sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Namun, apalah  daya upaya pelestariannya itu perlu digenjot lagi.

Nilai historis yang terkandung di dalamnya dapat menjadi pelajaran berharga bagi generasi kini dan kelak di masa depan. 

Baca: Komunitas Padang Heritage 


Di era digital ini, Kota Tua Padang dapat menjadi latar untuk mereka yang candu berfoto. Kota Tua Padang memang tempat yang instagrammable. Mengingat, ada sederet bangunan tua yang cantik, menjadi pemikat lensa kamera.

Perlahan dan pasti, Kota Tua Padang berganti wajah. Kelak akan ada warna baru dari tapak sejarah Padang bersama dengan kota tua dan pelabuhan tuanya.

Masih di tempat yang sama, dengan cerita berbeda. Ratusan tahun telah berlalu. Kota ini yang semakin senja. Ada yang lupa, tak peduli, bahkan tidak tahu sama sekali.

Kini, Kota Tua Padang dan riwayatnya, bak rempah-rempah yang kehilangan wangi sedapnya. Entah tersembunyi atau memang sedang menunggu sentuhan. Bahkan mungkin akan hilang terbawa arus alam yang kian tak menentu. Namun demikian, Kota Tua Padang tetap memikat.

Baca: Kegiatan Komunitas Padang Heritage


Kota Tua Padang memiliki magnet tersendiri bagi sebagian masyarakatnya. Meski, keberadaannya tidak begitu menonjol dari tempat lainnya. Namun, nyatanya menyimpan banyak potensi yang bisa dikembangkan.

Mulai menjadi destinasi wisata edukasi, budaya, dan kuliner. Bahkan, menjadi tempat nongkrong yang kece berbalut eksotisme banguan tua yang begitu memikat. Ya, tinggal cara mengemasnya saja.

Kota Tua Padang, tapak sejarah yang jejaknya akan hanyut, hilang dimakan zaman. Oh, kotaku di Kota Tua Padang.

Jembatan Siti Nurbaya di waktu petang, 2018.

***Tulisan ini sebagai bentuk kegelisahan penulis akan realita Kota Tua Padang yang kian hari kian tak berdaya. Sekaligus dalam rangka memperingati Hari Pusaka Dunia pada 18 April 2018.

——————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel