Amazing Air Terjun Proklamator Surga Tersembunyi di Kaki Gunung Singgalang
Air Terjun Proklamator menjadi destinasi pertama yang saya kunjungi pada awal tahun 2022. Belakangan ini semenjak Pandemi COVID-19 agaknya lebih banyak mager untuk merangkai kata lagi. Padahal ada banyak tempat menarik yang sudah dijelajahi dan belum saya ceritakan dalam blog ini. Pokoknya harus semangat lagi deh untuk ngeblognya.
Bicara air terjun di Sumatera Barat sangat beragam sekali dan sangat menarik untuk dikunjungi. Air Terjun Proklamator bisa menjadi pilihan untuk melepaskan penat atau generasi Z bilang sih untuk healing-healing gitu.
Salah satu healing terbaik warga urban kekinian adalah sering berpergian mengunjungi alam. Sekiranya itu bisa jadi pilihan untuk recharging diri. Saya pun sering melakukannya. Gabut dikit pergi ke alam. Momen mengunjungi tiap air terjun pastinya punya cerita tersendiri. Kali ini saya mengunjungi Air Terjun Proklamator.
Lokasi air terjun ini terbilang mudah dijangkau tidak membutuhkan effort yang banyak dan dekat pula dengan jalan raya. Secara adminstrasi masuk wilayah Nagari Singgalang, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Tidak jauh dari Air Terjun Lembah Anai yang masih satu aliran airnya. Kadang ada yang bilang Air Terjun Proklamator ini wisata air terjun Padang Panjang.
Dari Kota Padang dapat ditempuh sekitar 1,5 jam posisinya sebelah kiri. Namun, jika dari Kota Padang Panjang membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 30 menit, posisinya sebelah kanan. Perkiraan waktu tempuh itu jika dalam kondisi lancar, mengingat lokasinya berada pada jalur yang sering mengalami kemacetan, terlebih hari libur panjang.
Air Terjun Proklamator Surga Tersembunyi di Kaki Gunung Singgalang
Saya bersama Bang Ardi dan Fauzi untuk pertama kalinya pergi berkunjung ke Air Terjun Proklamator. Bertempatan pula dengan tanggal 1 Januari 2022. Air Terjun Proklamator ini terbilang baru dikenal dan booming sekitar tahun 2021. Tidak seperti Air Terjun Malalak yang menakjubkan atau Air Terjun Lembah Anai yang sudah dikenal sejak zaman kolonial.
Air Terjun Proklamator sudah ada pengelolaanya. Ketika sampai di lokasi kami langsung parkir mobil di bekas bangunan Rumah Makan Mangguang. Untuk parkir motor bisa langsung dititip pada posko tiket masuk.
Umbul-umbul tulisan nama air terjun ini terpasang rapi berbaris memberi tanda bagi para pengendara jalan raya Padang Bukittinggi ini. Kami pun menyebrang jalan dan melewati bekas jalur kereta api pembawa batubara Ombilin Sawahlun yang telah mati ini. Tulisan spanduk selamat datang pun menyambut kami. Langsung saja kami melapor kepada petugas untuk dilakukan pendataan dan membayar tiket masuk sebesar Rp.10.000 per orangnya dan biaya parkir sebesar Rp.5.000 per kendaranannya.
Baiklah, saatnya menjelajah. Air Terjun Proklamator ini dapat dilalui dengan berjalan kaki melewati jalur perbukitan dan aliran sungai. Saya pun berdoa dalam hati agar pejalanan kami dapat berjalan lancar dan tidak ada ganggunan lainnya. Langkah pertama yang akan dilewati harus mendaki puluhan anak tangga yang sepertinya sudah ada sejak lama, tampak dari sini lalu lalang kendaraan. Kemudian akan melewati jalur tanah yang lebarnya sekitar 1 meter dengan menyusuri tebing bukit yang cukup adem karena banyak pohon besar yang melindunginya.
Sesekali saya melihat tanda arah menuju lokasi air terjun dan papan peringatan bagi pengunjung yang tidak boleh dilakukan selama berada di sini. Air Terjun Proklamator ini berada di kaki Gunung Singgalang dan menjadi jalur pendakian Gunung Tandikek via Mega Mendung. Tidak hanya itu, Air Terjun Proklamator ini berada di kawasan hutan lindung dan menjadi bagian dari kawasan Cagar Alam Lembah Anai. Sudah pastinya, Air Terjun Proklamator ini menyukuhkan suasana alam yang masih alami dengan hutan lebat dan pepohonan rimbun yang masih terjaga.
Langkah demi langkah hingga akhirnya harus menuruni bukit yang cukup curam, tapi untungnya masih ada jalurnya jadi tidak perlu takut, terpenting harus bisa menjaga keseimbangan dan menggunakan sendal atau sepatu khusus tracking agar tidak terpeleset atau tergelincir. Mengingat kondisi medannya cukup lembab terlebih jika berjunjung di musim penghujan. Auto becek-becek.
Kami pun berada di daerah yang cukup datar dan luar sepertinya bisa digunakan untuk berkemah, tapi jika dilihat-lihat secara seksama ternyata menjadi kawasan aliran air. Tidak cocok sepertinya melihat kondisi dan risiko yang akan terjadi bila hujan tiba.
Air Terjun Proklamator Ditemukan oleh Mahasiswa Universitas Bung Hatta
Beberapa bagian tubuh saya sudah mulai dibanjiri keringat. Terdengan suara gemericik air dan terlihat juga ada air terjun dibalik rimbunnya pepohonan. Setelah didekati ternyata itu ada petunjuk yang menuliskan Air Terjun Kariang. Tentunya ini bukan air terjun yang akan kami tuju. Saya pun sekedar mengambil dokumentasi suasananya.
Perjalanan pun kami lanjutkan, Jujur saja saya pun masih buta arah untuk tempat ini. Itu pun berbekal insting selama trakcing ke air terjun saja. Berpedoman pada tanda petujuk yang dipasang pada pohon, jalur tracking dan aliran sungai. Jika dari cerita teman yang sudah pernah ke sini, umumnya menyebutkan tidak akan sulit untuk mengunjungi Air Terjun Proklamator. Perkataan itu pun sudah saya buktikan. Cukup mudah medan yang dilaluinya. Maklum saja sudah banyak juga yang datang ke sini.
Perlu diketahui juga, mahasiswa Universitas Bung Hatta yang tergabung dalam UKM Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Proklamator ini yang pertama kali menemukan Air Terjun Proklamator sekitar tahun 2016 lalu. Sebagai pengingatnya kata Proklamator pun disematkan menjadi nama air terjun ini dan abadi menjadi nama Air Terjun Proklamator.
Kala itu, mahasiswa tersebut tengah mengadakan pendidikan dasar bagi anggota barunya untuk membuka jalur pendakian ke Gunung Tandikek via Mega Mendung. Setelah ditelusuri ternyata Air Terjun Proklamator ini merupakan satu dari tiga air terjun yang baru ditemukan disepanjang jalur pendakian tersebut.
Air Terjun Proklamator berkembang dan menjadi destinasi wisata baru di Ranah Minang yang dibuka pertama kali pada tahun 2020.
Amazing Air Terjun Proklamator
Sekitar 15 menit dari posko tadi akhirnya saya sampai di lokasi Air Terjun Proklamator. Awan mendung bergerak melewati atas kepala saya, sesekali cerah, sesekali mendung. Begitulah kondisi di sini. Untungnya sekitaran area air terjun tidak begitu rapat dengan pepohonan. Udaranya sangat segar dan adem sekali. Bagi pecinta air pasti sudah tidak sabar ingin bermain air.
Meskipun tidak begitu cerah tapi tidak menyurutkan kami untuk menikmati keindahan Air Terjun Proklamator ini. Terdapat dua titik air terjun yang menghiasinya. satu bentuknya seperti pincuran dan satu lagi seperti merembes pada diding tebing. Jika dilihat ketinggiannya sekitar 15-20 meter. Masih lebih tinggi Air Terjun Lembah Anai sekitar 35 meter.
Percikan bulir-bulir air yang berterbangan terasa menyegarkan di badan. Sekelilingnya masih asri. tampak juga ada satu pondok terbuka yang sederhana kemungkinan digunakan untuk istirahat dan terlihat ada satu pondok lagi terbuat dari seng untuk tempat mengganti pakaian.
Jangan harap akan berjumpa pedangan di lokasi air terjun. Untuk kebutuhan logisitk lebih baik bawa dari rumah, seperti air minum, cemilan dan makan siang. Begitu juga urusan toilet, jika ingin buang air kecil harap berhati-hati dan permisi dulu, jangan asal membuang hajat saja. Ini soalnya alam bebas.
Sejauh mata memandang memang tidak ada tempat sampah dan sesekali terlihat ada sampah plastik yang bertebaran. Padahal sejak awal masuk sudah diperingatkan agar tidak meninggalkan sampah di lokasi. Bisalah ada perilaku pengunjung yang tidak elok. Ini harus menjadi perhatian bersama. Katanya traveler tapi kok nyampah sih. Gk malu nih?
Untungnya kami datang tidak begitu siang sehingga masih sepi. Cuma ada dua pengunjung yang mendahului kami datang. Mereka berasal dari Pekanbaru, sengaja ke sini setelah mendaki Gunung Marapi malamnya. Disarankan juga tidak berkunjung saat weekend biasanya cukup ramai.
Saya sendiri tidak bermain air cukup menikmati suasana dan mengabadikan gambar. Bang Ardi dan Fauzi yang mandi-mandi. Air Terjun Proklamator ini memiliki lubuak atau kolam yang cukup luas dan dalam sehingga bisa untuk berenang. Saya mencoba duduk santai ditepian kolam yang banyak batunya ini, terasa dingin sekali. Nah, hati-hati ya jika bermain air karena bebatunnya licin dan banyak lumut.
Coba saja cuacanya cerah, pasti lubuaknya akan berwarna biru tosca, tapi karena mendung jadi warna hijau lumut. Artinya saya harus kembali lagi ke Air Terjun Proklamator. Beranjak siang, satu per satu mulai berdatangan pengunjung lainnya.
Jika diperhatikan umumnya yang tiba berkelompok. Walaupun di alam terbuka, tapi karena kondisi masih pandemi, jadinya agak sungkan juga deh untuk berlama-lama. Kami pun bergegas untuk mengganti pakaian dan berselfie sejenak sebelum kembali ke posko. Perjalanan pulang pun kami singgah sejenak ke Air Terjun Karing dann menyempatkan untuk mengadakan aksi memungut sampah yang berserakan di jalur tracking. Tidak begitu banyak, tapi cukup mengganggu pandangan saja.
Air Terjun Proklamator memberikan kesan tersendiri bagi para penikmatnya. Air Terjun Proklamator dapat menjadi pilihan untuk desitnasi wisata berpetualang. Kondisi alamnya yang terjaga ditambah dengan bentuk air terjunnya yang epik menjadi kesatuan yang tidak boleh dilewatkan bagi siapa saja yang ingin berpetulangan di alam bebas tapi tidak begitu ribet banget. Satu kata untuk Air Terjun Proklamator, Amazing!