Telusuri Kawasan Tiongkok di Kota Tua Padang Bersama Padang Heritage Walk
Memasuki perayaan Imlek akan ada nuansa berbeda di satu sudut kawasan Kota Tua Padang. Oranamen lampion dengan warna merah menyala menjadi ciri khasnya akan menghiasi bangunan. Pernak pernik lainnya pun turut memeriahkan perayaan Imlek yang diadakan tiap tahunnya. Seperti negeri tirai bambu. Ditambah dengan lagi suguhan atraksi keseniaannya seperti tarian naga (liong) dan barongsai. Begitu menarik dan memikat pengunjung.
Sudah berabad-abad lamanya masyarakat etnis Tionghoa berkelana dari negerinya datang ke wilayah pesisir Sumatra. Kemudian menatap di beberapa wilayah, terutama di Kota Padang. Hal ini seiring juga dengan datangnya Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) ke Kota Padang sekitar abad ke-17. Kemudian semakin ramai pedagang asing yang datang seiring dengan Kota Padang kala itu menjadi pusat perdagangan.
Kelenteng See Hin Kiong Lama (2017| Koleksi Pribadi) |
Sesekali bila berkunjung ke kawasan ini dapat jalan-jalan menikmati bangunan heritage, berburu foto atau sekedar nongkrong bersama kawan-kawan sambil wisata kulineran. Jejak banguan tua di sini masih terlihat dan terawat dengan baik, ada juga bangunan tua yang dalam kondisi memprihatinkan.
Untuk bisa menikmati penjelajahan di Kawasan Tiongkok-nya Kota Padang, bisa mengikuti kegiatan Padang Heritage Walk yang diselenggarakan oleh Komunitas Padang Heritage. Dalam kesempatan di edisi kelimanya, penjelajahannya menyusuri Jalan Kelenteng dan Jalan Batang Arau.
Padang Heritage Walk sendiri adalah program dari Padang Heritage bersifat offline yang merupakan perpaduan dari wisata dan edukasi yang akan membahas tema kawasan bersejarah di Kota Padang. Bentuknya jalan-jalan sembari belajar sejarah. Mendata, mendokumetasikan (hunting) dan bercerita. Semuanya menjadi paket lengkap wisata heritage di Kota Padang. Tiap kegiatannya akan menjelajah beberapa kawasan cagar budaya di Kota Padang. Rute jalan-jalannya akan berbeda tiap edisinya.
Kelenteng See Hin Kiong, Tertua dan Pertama di Minangkabau
Kelenteng See Hin Kiong Lama (2016| Koleksi Pribadi) |
Setidaknya terdapat 13 tempat yang menjadi objek menarik dalam Padang Heritage Walk 5 ini. Mulai dari Kelenteng See Hin Kiong lama dan baru. Kelenteng ini dibangun pada 1893-1897 yang berada di Jl. Kelenteng No. 312, Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat Kota Padang. Kelenteng ini merupakan banguan cagar budaya dengan nomor invenetaris 06/BCB-TB/A/01/2007.
Sayangnya, akibat gempa 30 September 2009 kelenteng ini mengalami banyak kerusakan sehingga tidak lagi digunakan untuk tempat ibadah. Sebagai gantinya, tahun 2010 kembali dibangun kelenteng baru dilokasi yang berbeda dan tidak jauh tempat yang lama. Kelenteng See Hin Kiong menjadi lokasi favorit bagi masyarakat Kota Padang untuk dijadikan lokasi berfoto dan tempat nongkorong kaula muda.
Baca: Asiknya Nongkrong di Kelenteng See Hin Kiong Sembari Seruput Kopmil
Gang Grafity, Warna Warni Diantara Bangunan Tua
Mural di Jalan Borong 2 Kawasan Kota Tua Padang (2017| Koleksi Pribadi) |
Selanjutnya masuk jalan Borong 2, saya menyebutnya Gang Grafity kedua. Sebabnya, hampir setengah dari sepanjang koridor jalan ini terdapat coretan dinding dan mural yang bisa menjadi spot untuk background berfoto. Ada juga dinding yang instagenik untuk foto.
Jembatan Gantung Batang Arau dan Jembatan Evakuasi
Peserta Padang Heritage Walk 5 melewati Jembatan Gantung (2017| Koleksi Pribadi) |
Dari sini diteruskan menuju Jembatan Gantung Batang Arau yang kemungkinan jembatan ini termasuk telah lama keberadaannya. Sebelum ada Jembatan Siti Nurbaya dan jembatan evakuasi lainnya. Jembatan ini melintang melewati Sungai Batang Arau yang telah menjadi saksi dalam perkembangan Kota Padang tempo dulunya, terutama dalam menunjang aktivitas perniagaaan keluar masuk kota.
Peserta Padang Heritage Walk 5 menuju Jembatan Biru Kuning (2017| Koleksi Pribadi) |
Jembatan ini telah diperbaiki sebelumnya oleh TNI sejak tahun 2004. Hal ini terlihat dari prasastinya sebelum masuk ke jembatan ini. Dari jembatan ini dapat melihat panorama alam cukup indah dan selalu menjadi tempat untuk hunting.
Kemudian melewati Jembatan Evakuasi Biru Kuning. Jembatan ini memiliki bentuk yang artistik dan asik untuk berfoto, tapi lokasinya sangat padat dilalui oleh kendaraan bermotor. Jadi harus berhati-hati bila melewati jembatan ini atau ingin berfoto sekalipun.
Kemudian melewati Jembatan Evakuasi Biru Kuning. Jembatan ini memiliki bentuk yang artistik dan asik untuk berfoto, tapi lokasinya sangat padat dilalui oleh kendaraan bermotor. Jadi harus berhati-hati bila melewati jembatan ini atau ingin berfoto sekalipun.
Gedung Hong Jang Hoo
Gedung Hong Jang Hoo (2017| Koleksi Pribadi) |
Keluar dari jembatan ini akan tiba titik awal di Jalan Batang Arau dari sini akan terlihat pada sisi kiri dan kanan banyak bangunan tua peninggalan kolonial. Mulai dari Gedung Hong Jang Hoo yang kabarnya dibangun sejak tahun 1921 yang berada di Jl. Batang Arau No. 14 Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Gedung ini merupakan banguan cagar budaya dengan nomor invenetaris 14/BCB-TB/A/01/2007.
Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Pada dinding depan bagian atas meninggi membentuk segi tiga dengan puncak datar. Pada bagian dinding ini terdapat tulisan ANNO disisi kanan dan HONG JA HOO terdapat hiasan berbentuk salib yang dikamuflase. Sayangnya, pasca gempa 30 September 2009, bangunan ini mengalami kerusakan dan telah direnovasi menjadi bangunan baru berarsitektur modern minimalis dengan menghilangkan ciri khasnya pada bagian fasade atasnya.
Kantor NV Internatio. Bekas Perusahaan Besar di Zaman Belanda
Gedung NV Internatio (2017| Koleksi Pribadi) |
Di depan gedung Hong Jan Hoo terdapat satu bangunan yang bernama dulunya Kantor NV Internatio.
Gedung ini dibangun sejak tahun 1910 yang berada di Jl. Batang Arau No. 23 Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Gedung ini merupakan banguan cagar budaya dengan nomor invenetaris 15/BCB-TB/A/01/2007.
Gedung ini pada awalnya digunakan oleh sebuah perusahaan dagang pada zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda berarsitektur neoklasik bercampur modern . Kemudian setelah tahun 1950-an bangunan ini diambil alih oleh PT. Cipta Niaga. Namun, karena PT. Cipta Niaga bubar tahun 2000-an dan diganti oleh PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia, maka keberadaan bangunan ini diambil alih oleh perusahaan ini.
Sayangnya akibat gempa 30 September 2009, bangunan ini mengalami kerusakan berat, meliputi atap, dinding, lantai, bangunan lantai 2 juga hancur. Saat ini hanya masih utuh dinding bangunan tampak depannya dan dimanfaatkan bagian lantai satunya sebagai Bat and Arrow Cafe tanpa atap dan beberapa bagiannya menjadi penginapan
Kafe ini cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan asing yang datang dan ingin berlibur ke Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk bermain ombaknya alias surfing. Sebenarnya Kafenya ini asik untuk bersantai dan kongkow, terlebih suasananya sangat fotogenik.
Peserta Padang Heritage Walk 5 di depan Gedung NV Internatio (2017| Koleksi Pribadi) |
Kafe ini cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan asing yang datang dan ingin berlibur ke Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk bermain ombaknya alias surfing. Sebenarnya Kafenya ini asik untuk bersantai dan kongkow, terlebih suasananya sangat fotogenik.
Gedung PT. Buana Andalas
Gedung PT Buana Andalas (2017| Koleksi Pribadi) |
Masih di Jalan Batang Arau, dilanjutkan menuju arah ke pedestrian Batang Arau. Tidak jauh dari sini ada Gedung PT. Buana Andalas yang dibangun sejak tahun 1895 yang berada di Jl. Batang Arau No. 20 Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Gedung ini merupakan banguan cagar budaya dengan nomor invenetaris 34/BCB-TB/A/01/2007. Gedung ini berlantai dua dan memiliki bentuk perpaduan dari arsitektur kolonial dan Tiongkok.
Gedung Padangsche Spaarbank
Peserta Padang Heritage Walk 5 di depan Gedung Padangsche Spaarbank (2017| Koleksi Pribadi). |
Kemudian ada Gedung Padangsche Spaarbank yang dibangun pada tahun 1908 yang berlokasi di Jalan Batang Arau No. 33 Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Padangsche Spaarbank menjadi salah satu dari bangunan yang dijadikan Pemerintah Kota Padang sebagai benda bersejarah yang dilindungi berdasarkan SK No 16/BCB-TB/A/01/2007.
Gedung yang masih berdiri kokoh ini bergaya neoklasik yang mendapat pengaruh dari arsitektur artdeco. Gedung dengan gaya mahkota di bagian depan atas yang menjadi bangunan tercantik kedua di Kota Tua Padang Setelah Geo Wehry and Co. Sejak Oktober 2017 ini gedung ini terlihat direnovasi dan kabarnya akan digunakan kembali menjadi hotel/penginapan.
Baca: Padangsche Spaarbank Riwayatmu Kini
Baca: Padangsche Spaarbank Riwayatmu Kini
Gedung PT. Kurnia Jagad Abadi
Terakhir bangunan cagar budaya yang dilewati Padang Heritage Walk di Jalan Batang Arau yaitu PT Kurnia Jagad Abadi. Gedung ini dibangun sekitar akhir abad ke-19 yang berada di Jl. Batang Arau No. 24 Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Gedung ini merupakan banguan cagar budaya dengan nomor invenetaris 35/BCB-TB/A/01/2007.
Tidak ada literatur yang menjelaskan fungsi bangunan dulunya dan kini digunakan sebagai agen penyalur gas LPG, gudang pintu kamar mandi, keramik dan beberapa rukonya digunakan jadi toko papan bunga ucapan. Kabarnya dulu ini menjadi gudang ruko dan pernah menjadi bekas Toko Clarity.
Jelajah Tiongkok-nya Kota Padang
Peserta Padang Heritage Walk 5 di Kawasan Tiongkok-nya Kota Padang (2017| Koleksi Pribadi) |
Selanjutnya masuk kembali ke Jalan Kelenteng. Di sini terdapat banyak banguanan bersejarah bagi masyarakat keturunan Tiongkok di Kota Padang. Umumnya berlokasi di Jalan Kelenteng dan umur bangunannya pun banyak yang mencapai ratusan tahun. Terlihat yang sangat mencolok keberadaan Kelenteng See Hin Kiong.
Sepanjangan koridor jalan ini terasa sekali nuansa Chinese Town, apalagi bila hari Imlek tiba. Ornamen dan pernak pernik bangun khas Tiongkok ini begitu kental terlihat. Patung singa, gapura khas perkampungan Tiongkok, patung naga diatap rumah atau tempat ibadah hingga papan nama rumah dengan tulisan Mandarin. Bisa dibilang kawasan Jalan Kelenteng ini Chinese Town-nya Padang.
Rumah Tinggal Andreas CH
Rumah Tinggal Andreas CH (2017| Koleksi Pribadi) |
Ada Rumah Tinggal Andreas CH yang dibangun sekitar akhir abad ke-19 yang berada di Jl. Kelenteng No. 335 Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Bangunan ini merupakan banguan cagar budaya dengan nomor invenetaris 45/BCB-TB/A/01/2007.
Bangunan ini telah berubah bentuk, semua komponen arsitektur aslinya sudah hilang hanya menyisakan dua buah kolom di bagian teras depan dan dinding. Bangunan ini sekarang telah direnovasi menjadi bangunan dengan bentuk modern. Sekarang digunakan sebagai lapangan futsal.
Gedung Himpunan Tjinta Teman (Hok Tek Tong)
Gedung Hok Tek Tong (2017| Koleksi Pribadi) |
Kemudian ada Gedung Himpunan Tjinta Teman (Hok Tek Tong) yang dibangun tahun 1863 yang berada di Jl. Kelenteng No. 331 Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Bangunan ini merupakan banguan cagar budaya dengan nomor invenetaris 44/BCB-TB/A/01/2007.
Bangunan ini sebagai organisasai perhimpunan orang-orang Tionghoa dari semua marga. Himpunan Tjinta Teman (HTT) merupakan salah satu organisasi Tionghoa terbesar di Sumatera Barat. Selain HTT, organisasi Tionghoa terbesar lainnya adalah Himpunan Bersatu Teguh (Heng Beng Tong/HBT).
Gedung HTT ini merupakan bangunan berlantai dua dengan perpaduan arsitektur kolonial dan Tiongkok. Arsitektur kolonial diperlihatkan dengan pilar-pilar kolom yang terdapat di bagian teras halaman depan yang berjumlah lima terlihat sangat kokoh.
Terdapat tiga pintu masuk, pintu utama berada di bagian tengah yang diapit oleh dua buah jendela di kiri kanannya yang berbentuk bulat, pintu utama ini berbentuk persegi panjang, sedangkan dua buah pintu lagi yang berada di masing-masing ujung bangunan berbentuk melengkung di bagian atasnya.
Di bagian tengah dari teras terdapat dua buah patung singa. Lantai satu berupa ruangan terbuka, di bagian sisi kiri diberi penyekatan ruangan yang dipergunakan sebagai kantor kesekretariatan HTT. Dibagian teras belakang terdapat dua buah pilar yang diberi ornamen lilitan naga berwarna merah.
Terdapat tiga pintu masuk, pintu utama berada di bagian tengah yang diapit oleh dua buah jendela di kiri kanannya yang berbentuk bulat, pintu utama ini berbentuk persegi panjang, sedangkan dua buah pintu lagi yang berada di masing-masing ujung bangunan berbentuk melengkung di bagian atasnya.
Di bagian tengah dari teras terdapat dua buah patung singa. Lantai satu berupa ruangan terbuka, di bagian sisi kiri diberi penyekatan ruangan yang dipergunakan sebagai kantor kesekretariatan HTT. Dibagian teras belakang terdapat dua buah pilar yang diberi ornamen lilitan naga berwarna merah.
Rumah Tinggal Ang Sia
Rumah Tinggal Ang Sia (2017| Koleksi Pribadi) |
Ada Rumah Tinggal Ang Sia yang dibangun awal tahun 1900-an yang berada di Jl. Kelenteng No. 268 Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Bangunan ini merupakan banguan cagar budaya dengan nomor invenetaris 42/BCB-TB/A/01/2007.
Bangunan ini memiliki luas 247 m². Terdapat lantai bawah dan lantai atas pada bagian muka diberi teras/serambi. Serambi atas pada sisi luarnya diberi dinding pagar jeruji kayu, demikian juga pada lantai bawah. Tiang, dinding pagar teras, dan pintu diberi cat hujau, sedangkan bagian dinding temboknya berwarna putih. Sayangnya tidak ada literatur yang menjelaskan mengenai bangunan ini.
Gedung Perhimpunan Keluarga Tan
Gedung Himpunan Keluarga Tan (2017| Koleksi Pribadi) |
Teakhir untuk penjelajahan Padang Heritage Walk 5 di Jalan Kelenteng ini tertuju pada Gedung Perhimpunan Keluarga Tan yang dibangun tahun 1888 yang berada di Jl. Kelenteng No. 327 Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Bangunan ini merupakan banguan cagar budaya dengan nomor invenetaris 43/BCB-TB/A/01/2007.
Bangunan ini merupakan tempat berkumpulnya etnis Tionghoa yang bermarga Tan. Dari tampilan muka bangunan saat ini sudah mengalami perubahan bentuk dan penambahan bangunan. Gedung saat ini terdiri dari tiga lantai, semua lantai terbuat dari keramik. Hampir 90 % unsur bangunan merupakan komponen baru. Komponen yang masih asli dari bangunan ini hanya pintu masuk dan dinding di lantai satu. Di bagian halaman terdapat dua buah patung singa yang ditempatkan di antara pintu masuk.
Beragam Gedung Milik Marga-Marga etnis Tionghoa
Gedung Himpunan Keluarga Tjoa dan Kwa (2017| Koleksi Pribadi) |
Selain bangunan dua organisasai perhimpunan Hok Tek Tong dan Heng Beng Tong, terdapat juga bangunan yang tempat berkumpulnya etnis Tionghoa yang bermarga lainnya mulai dari bangunan milikinya marga Tan yang telah dijelaskan di atas tadi. Gedung miliknya Himpunan Keluarga Tjoa dan Kwa. Ada gedung Himpunan Keluarga Marga Huang dan Keluarga Kue Kwee-Long Are Tonge yang telah dibangun sejak tahun 1870.
Gedung Himpunan Keluarga Marga Huang (2017| Koleksi Pribadi) |
Rumah Duka Himpunan Bersatu Teguh (2017| Koleksi Pribadi) |
Hari pun kian sore, bertepatan pula dengan berakhirnya penelusuran Padang Heritage Walk 5 untuk Kawasan Batang Arau dan Kelenteng. Keberadaan Kota Tua Padang itu sangat penting dan strategis sekali dalam pengembangan pariwisata.
Terlebih Kota Padang sudah berabad-abad lamanya dikenal sebagai kota bandar terbesar dan pernah menjadi kota metropolitan di pesisir pantai Barat Sumatra. Inilah sekelumit kisah dari keberagaman Kota Tua Padang yang dapat dibagi melalui kegiatan Padang Heritage Walk.
Kenali Negerimu, saatnya Jelajah Nagari Awak. Yuk jelajah Kota Tua Padang. Mengenal lebih dekat Kota Tua Padang, karena menjelajah tak melulu ke alam.
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.