Lubuk Minturun Pesona Pemandian Alam dan Jejak Zaman Penjajah


Lubuk Minturun mempunyai banyak sekali objek wisata dan sudah dikenal lama sebagai tempat pemandian alam di Kota Padang. Keindahan alamnya dan suasananya yang masih alami ini menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menghabiskan hari liburnya.

Daerah ini berada di Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Sekitar 20 km ke arah utara dari pusat kota.

Akses menuju daerah ini sangat baik, bisa dilalui oleh segala jenis kendaraan, tapi minim untuk angkutan umum. Ada baiknya menggunakan kendaraan pribadi.

Lubuk Minturun, Daerah Agrowisata dengan Warna Warni Tanaman dan Buah 



Dibandingkan dengan di pusat kota, Lubuk Minturun mempunyai suhu udara yang cukup sejuk, sehingga cocok dijadikan kawasan agrowisata di Kota Padang.

Memasuki kawasan yang gerbang utamanya berada di jalan By Pass ini akan suguhkan berbagai macam jenis tanaman hias yang berwarna warni dan tidak lupa juga ada bibit buah-buahan. 

Daerah ini memang menjadi lokasi pembibitan tanaman dan buah oleh dinas pertanian, baik kota dan provinsi. Ada juga sekolah untuk pertaniannya. Namun, untuk agrowisatanya memang belum setenar pemandian alamnya. Ini sangat berpotensi dan perlu promosi yang lebih giat lagi, apalagi di era digital saat ini. 

Jika ingin beli bibit tananam dan buah-buahan bisa datang ke Lubuk Minturun. Ternyata tempatnya juga bisa dimanfaatkan untuk spot foto dan lumayan istagrammable juga. Hehehe 

Lubuk Minturun, Pemandian None dan Meneer Belanda 



Dari gerbang ini dapat diteruskan hingga sampai ke persimpangan tiga, jika dilanjutkan arahnya ke kanan akan naik ke Sungai Lareh dan ke kiri turun ke Pemandian Alam Lubuk Minturun dan Air Dingin. 

Sedari zaman kolonial Hindia Belanda, kawasan Lubuk Minturun ini sudah dikenal dengan wisata alamnya, terutama pemandian alamnya. Wajar saja tempat ini menjadi salah satu dari tujuh destinasi wisata yang dikelola langsung oleh pemerintah Kota Padang.

Di sini dapat menikmati pemandian alam yang masih alami yang berasal langsung dari aliran sungai Batang Kandis. Kesegaran airnya membuat siapa saja bersemangat ingin bermain air. Betapa tidak, airnya yang jenih dan cukup dingin ini membuat badan segar.

Rasanya letih seakan sirna begitu saja dan pikiran pun akan jauh lebih tenang. Sejauh mata memandang pepohonan hijau yang rimbun berpagar bukit-bukit sekelilingnya. Secara tidak langsung ini akan menjadi terapi tersendiri.

Belum ada yang menjelaskan dari arti nama Lubuk Minturun ini sendiri. Saya berasumsi karena lubuk (kolamnya) dan aliran sungainya berada di bawah perbukitan dan harus menuruninya, sehingga diberi nama Lubuk Minturun. Ilmu cocoklogi hehehe 

Kabarnya di pemandian alam Lubuk Minturun ini terdapat prasasti dengan tulisan latin yang terdiri atas 4 baris yakni, "Diboeka 8-4-1883" pada baris pertama, "oleh" pada baris kedua, baris ketiga "penghoeloe..." dan barisan keempat "Achin..........". 

Prasasti ini dapat menjadi bukti sejarah akan jejak pemandian zaman kolonial, meski keberadaannya luput dari perhatian pengunjung. Begitu juga saya hingga saat ini belum menemukan prasastinya. Masih penasaran. 

Pemandian alam Lubuk Minturun ini biasa menjadi tempat wisata keluarga, saat menyambut bulan Ramadan, masyarakat sekitar pun melaksanaan tradisi Balimau di sekitaran ini. Memang kawasan ini diperuntukan sebagai nature atraction for espescialy mountain, and water tourism adventure. 

Lubuk Minturun, Pemandian Lori, dan Jembatan Tua 


Pemandian Alam Lubuk Minturun dikenal juga dengan Pemandian Alam Lori. Kata lori ini terpatri menjadi nama pemandian alam yang menjadi objek wisata Kota Padang. Mengapa? Karena di tempat ini terdapat Lori atau kereta mini yang dibuat sejak zaman kolonial. Namun, bentuknya dan jejaknya belum saya temui. Ini juga menjadi penasaran. Biasanya lokasi pemandiannya dekat pengolahan air PDAM Lubuk Minturun. 

Dari penuturan masyarakat yang dapat dijumpai dari Lori itu adalah jembatan tua. Saya melihat jembatan ini terdiri dari satu tiang penyangga yang ketinggiannya tidak lebih dari 10 m dan lebarnya kurang dari 1 m. Membentang di atas sungai Batang Kandis dengan pagar besi berwarna kekuniangan dan sudah berkarat. 

Hutan Seragon yang Instagrammable di Lubuk Minturun.



Jembatan Lori ini bersebelahan dengan jembatan baru yang bila diteruskan akan masuk ke parak penduduk sekitar (ladang) dan akan berjumpa Hutan Sengon yang merupakan kelompok pohon dari suku polong-polongan ini memiliki bentuk yang menarik sebagai latar objek foto yang instagrammable. 

Tidak sengaja seorang teman menemukan hutan ini .Barisan pohon yang tertata dan tidak begitu berjarak, tumbuh menjulang tinggi sehingga sangat apik sekali. Ketika saya postingkan di Instagram, banyak yang bertanya dimana lokasinya. 

Bungker Jepang Sungai Lareh.



Dari Pemandian Alam Lubuk Minturun (Lori) ini, dapat berbalik arah naik ke daerah Sungai Lareh. Selain jejak kolonial, di Lubuk Minturun ini juga ada peninggalan zaman penjajahan Jepang sekitar tahun 1943-1946. Terdapat satu bungker dari tampak muka berbentuk setengah lingkaran dengan tebal dindingnya kurang dari 1  dm.Posisinya ekat jalan raya, tapi agak menjorok ke bawah. 

Jika masuk ke dalam ada lorong yang tinggi dan lebarnya nya tidak sampai 2 m dan 1 m hingga nanti berjumpa dengan ruangan untuk tempat persembunyian dari tentara kolonial dan masyarakat sekitar. Kabarnya ruangan ini cukup luas dan terdapat satu ventiasi udara di atasnya. Bungker ini dibuat oleh pekerja yang diambil dari pulau Jawa dan Sulawesi. 

Sayangnya, bungker ini tidak terawat dan sudah banyak ditumbuhi tanaman liar. Padahal bungker ini dapat menjadi daya tarik untuk pengunjung yang datang ke kawasan Lubuk Minturun. 

Masjid Nur Zikrullah dan Mekah Mini di Kota Padang.



Kawasan Masjid Nur Zikrullah dikenal dengan Miniatur Mekah yang dapat menjadi pilihan untuk berwisata religi bila ke Kota Padang. Masjid ini miliknya Haji Nuril Zakir dan keluarga yang mulai dibangun pada 13 Desember 2000 serta selesai pada 8 September 2001.

Di pintu gerbang masuk ke tempat ini ada tugu Alquran raksasa seperti yang ada di Kota Mekah, cuma ukurannya lebih kecil. Masuk ke dalam bangunan berbelok ke samping kiri ada masjidnya dengan miniatur Ka’bah di dalamnya.

Di lokasi terdapat sebuah jembatan kecil yang di atasnya terdapat tugu ini melambangkan tempat umat Islam melempar jumroh. Di ibawah jembatan merupakan kolam berisi ikan raksasa yang berasal dari sungai Amazone setelah itu akan bertemu dengan miniatur terowongan Mina.

Tidak salah masjid ini disebut Miniatur Mekah yang digunakan untuk manasik haji. Untuk bisa menikmati suasananya, pengunujung dapat bayar tiket masuk Rp. 5 ribu per orang.

Sisi Lain Padang dari Balai Pembibitan dan Agrowisata Sungai Lareh.


Ingin melihat hamparan Kota Padang dengan suasana yang berbeda? Nah, dapat mengunjungi Balai Pembibitan dan Agrowisata Sungai Lareh yang dikelola oleh Dinas Pertanian Kota Padang. Tempat ini sudah ada sejak tahun 2007. 

Berada di kawasan perbukitan yang penuh dengan tanaman hias dan aneka pohon buah-buahan menjadikan tempat ini cukup berbeda. Panorama kota akan terlihat dari puncak tempat ini dengan ketinggian wilayah sekitar lebih dari 40 mdpl. Di tempat ini juga tersedia penginapan dan bisa dijadikan tempat berkemah.

Pemandian Air Dingin



Lubuk Minturun ini memang surganya bermain air dengan nuansa alam yang masih alami di Kota Padang. Selain Pemandian Alam Lori ada juga pemandian lainnya yang tidak jauh dari tempat ini menuju ke arah Air Dingin Balai Gadang.

Di sini banyak terdapat pemandian alam dan buatan seperti Pemandian dan kolam berenang ABG (Air Dingin Batu Gadang) yang memiliki lima kolam pemandian dengan tiket masuk Rp.20.000 per pengunjung.  

Ada juga Pemandian Tiger Camp yang merupakan wahana kolam pemandian dengan nuansa alam yang masih asri dengan tiket masuk Rp.15.000 per pengunjung. Kawasan pemandian ini dapat digunakan menjadi tempat outbond sekaligus berkemah.

Menjelajahi Air Terjun 7 Tingkat Lubuk Minturun



Lubuk Minturun juga selain memiliki pemandian alam juga terdapat sejumlah air terjun yang dapat dijelajahi seperti Air Terjun 7 Tingkat atau Pincuran 7.

Lebih dari 20 km dari pusat Kota Padang pergi ke arah Lubuk Minturun dengan ikuti jalan menuju Pemandian ABG atau jalan menuju Ngungun Saok. Nanti ada posko penitipan kendaraan. Bayar masuk Rp.5000 dan parkir Rp.3000. 

Namanya juga jelajah air terjun tentu traking cukup menantang. Air terjun ini berada di pedalaman hutan, tapi cukup mudah ditemukannya sudah ada jalur dari jalan setapak.

Diharapkan berhati-hati karena banyak bebatuan tajam disekitarnya. Dari posko penitipan kendaraan kira-kira 15-20 menit sampai ke lokasi. Meski berada di tengah hutan dan jauh dari keramaian ternyata ada sinyal ponsel loh untuk provider merah.


Ngugun Saok Pemandian Alam Tercantik di Kota Padang


Jika dilanjukan lagi akan sampai ke Ngungun Saok yang memiliki pemandangan alam yang menakjubkan karena keunikan tebing-tebing batu yang eksotik dan terdapat juga sejumlah air terjun. Ngungun Saok  yang bermakna tempat yang tersembunyi yang desiran air. Lokasinya sekitar 3 km dari pemandian Lubuk Minturun.

Aksesnya cukup menantang dapat dilalui dengan kendaran bermotor dan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Untuk sampai di lokasi harus menyusuri tepian sungai dengan tebing curam dan jalan-jalan berbatu. Rasa lelah dan perjalanan yang panjang akan terbayar ketika melihat banyak lubuk (kolamnya) ditambah juga dinding bebatuan yang banyak lumut menjadikan suasana sekitarnya menjadi lebih instagrammable.

***

Lubuk Minturun dapat menjadi alternatif untuk berwisata bila ke Kota Padang, terutama untuk pemandian alam yang masih alami dengan beragam potensi dan keunikannya.
——————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel