Puncak Mandeh Panorama Pesisir Pantai Nan Menawan Bak Raja Ampat
Puncak Mandeh menjadi destinasi yang wajib dikunjungi para pelancong saat berlibur ke Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Tempat ini sebenarnya berada di salah satu sudut bukit jalan lingkar Sungai Pisang-Tarusan yang menyajikan view alam yang kece.
Perlahan dan pasti, lembayung senja semakin menampakan warnanya. Saya bersama Redho bergegas menuju Puncak Mandeh. Tentunya untuk melihat matahari terbenam. Disebut-sebut dari bukit ini dapat melihat sunset yang menawan.
Wah jalan menuju Puncak Mandeh mulus dan terlihat aspalnya masih baru. Tidak sulit untuk sampai ke Puncak Mandeh. Meski menanjak dan berkelok. Dari gerbang Mandeh sekitar 3 km, hanya mengikuti jalan utama menuju pelabuhan Carocok Tarusan.
Lurus terus hingga sampai pertigaan, jika lurus ke pelabuhan, jalannya masih kecil. Kemudian bila belok ke kanan akan menuju Puncak Mandeh. Menariknya, selain dari gerbang Mandeh dapat juga ditempuh via jalan lingkar Sungai Pisang-Tarusan.
"Parkir di mana kita?” tanya saya.
“Langung masuk saja bang nanti ada tempat parkirnya kok.” jawabnya Redho.
Saat itu lumayan ramai pengunjung yang datang. Mata saya pun langsung tertuju ke sudut tempat ini. Melihat panorama alam secara bebas. Suasananya tenang dan tidak bising. Inilah Puncak Mandeh. Wow.
Puncak ini menawarkan landskap alam yang mendamaikan. Sebabnya langit biru dengan barisan awan yang membumbung tinggi akan memantu ke air laut, seolah terkurung menyerupai danau yang dipagari oleh perbuktitan.
Melihat ke kiri dan ke kanan sama-sama mempesona. Sudut sebelah kiri terlihat Pelabuhan Carocok Tarusan yang menjadi titik mula para wisatawan yang ini menjelajahi bahari dan underwater Mandeh.
Sedangkan sudut kanan terlihat deretan hutan mangrove dan ada bangunan dengan atap berwarna hitam. Tempat ini merupakan rest area Sungai Gemuruh. Ada gazebo dan mushala.
Sedangkan sudut kanan terlihat deretan hutan mangrove dan ada bangunan dengan atap berwarna hitam. Tempat ini merupakan rest area Sungai Gemuruh. Ada gazebo dan mushala.
Jika diluruskan pandangan kedepan terdapat perbukitan dan pulau-pulau yang seolah-olah menjadi pagar bagi daerah ini. Dari Puncak Mandeh terlihat gugusan Pulau Traju, Pulau Setan Kecil, Sironjong besar dan kecil, serta Pulau Cubadak dengan warna warni gradasi air lautnya yang mempercantik suasana dari tempat ini.
Bila petang tiba, dari puncak ini dapat menyaksikan sunset. Posisinya tepat di depan mata bila kita tegak dari puncak ini. Itupun jika beruntung. Tergantung cuacanya.
Bila petang tiba, dari puncak ini dapat menyaksikan sunset. Posisinya tepat di depan mata bila kita tegak dari puncak ini. Itupun jika beruntung. Tergantung cuacanya.
Jika siang dan cuaca cerah. Lautan dan langit yang biru bersama hijaunya bukit menjadi lukisan yang ciamik untuk diabadikan kamera. Perlu diingat loh, dari puncak ini cukup terik bisa membuat kulit hitam, meskipun sejuk ada pohon yang rindang. So harap lindungi kulitnya.
“Bang, Mau duduk atau pesan minum gak?” celetuknya Redho yang membuyarkan lamunan saya.
Haus atau lapar? Tenang saja, di Puncak Mandeh ini terdapat sejumlah warung yang menjajakan makanan dan minuman. Penunjung juga dapat duduk bersantai di kursi plastik warna warni yang telah disediakan, sembari minum es kelapa muda dan mie rebus misalnya.
Tersedia tempat parkir yang representatif dan tolilet. Tidak ada tiket masuk. Cuma parkir dan bayar makanan serta minum. Itupun jika memesan.
Saya sudah menikmati dua suasana di Puncak Mandeh ini ketika matahari sedang terik-teriknya dan menjelang matahari terbenam. Puncak Mandeh memberi warna bagi Kabupaten Pesisir Selatan. Menyajikan sensasi pemandangan alam yang berbeda.
Puncak Mandeh ini memiliki daya tarik sendiri. Bila tidak sempat untuk jelajah pulau dapat datang ke sini. Para pejabat negara pun sudah berulang kali ke sini. Kabarnya view-nya ini mirip, sekali lagi mirip loh dengan Raja Ampat. Katanya Raja Ampat Minang. Ah bisa saja. Hehee
————————————————————————————————————————————————————
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.