Ayo Berburu 10 Kuliner Khas Pariaman

Kuliner Khas Pariaman

Kota Pariaman sebagai salah satu tujuan destinasi wisata di Ranah Minang memiliki pesonanya tersendiri. Terkenal dengan destinasi baharinya yang beragam atraksi, wahana, dan sajian kuliner yang membuat rasa penasaran. Tentunya tidak jauh sea food juga.

Apabila berwisata ke Kota Pariaman jangan lupa menikmati kulinernya yang khas. Berikut ini saya uraikan, barangkali nantinya dapat menjadi rekomendasi.

1. Sala Lauak Bulek, Gorengan yang Selalu Diburu

Sala Lauak atau Sala Lauak Bulek merupakan kuliner berjenis gorengan khas Pariaman. Gorengan ini terbuat dari adonan tepung beras dan ikan yang ditambah beberapa rempah-rempah. Memiliki cita rasa yang gurih, cukup asin dan renyah. Bisa menjadi cemilan hingga disajikan sebagai pelengkap makan.

Sala Lauak ini mudah ditemukan di Pantai Gandoria, Kota Pariaman dan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat. Soal harga sangat terjangkau mulai dari Rp. 500 hingga Rp.1000 per sala-nya. Itu tergantung ukurannya. 


2. Nasi Sek, Namanya Menggoda Sekali

Nasi Sek ini memiliki nama yang unik, singkatan dari Nasi 'Saratuih Kanyang' atau seratus kenyang. Itu dulu, tentunya sekarang sudah mengikuti perkembangan zaman. Ketika mendengar namanya saja, sudah berpikir yang tidak-tidak saja. Bukan Nasi Sex ya Hahaaha

Nasi Sek merupakan kuliner khas tepi pantai Kota Pariaman berbentuk kerucut seperti limas yang dibungkus dengan daun pisang. Dinikmati bersama lauk pauk khas pesisir pantai seperti ikan, kepeiting, atau udang. 

Nasi Sek berukuran cukup kecil dari nasi yang dibungkus pada umumnya, kira-kira sekepalan tangan. Bisa disebut nasi kucing-nya Minang. Seporsinya tidak telalu mahal seperti Nasi Padang pada umumnya. Cuma biasanya lebih seru makan bajamba bersama-sama. Dapat dijumpai sekitar Pantai Gandoria.


3. Nasi Sala, Menu Sarapan Murah Meriah

Nasi Sala merupakan hidangan ikan yang telah digoreng dengan tepung dan disajikan bersama dengan Nasi Sek dan sambal. Ikan dan tepung terigu menjadi bahan utamanya. Kemudian dicampur dengan rempah-rempah lainnya untuk meciptakan citarasa yang khas.

Nasi Sala biasa menjadi menu sarapan bagi masyarakat Kota Pariaman. Namun, kini menjadi kuliner yang diburu juga oleh para wisatawan yang ini mencoba sensasinya. Untuk harganya cukup terjangkau.

4. Sate Piaman, Si Merah Merona


Sate Pariaman umumnya hampir sama dengan Sate Padang lainnya. Namun, sebagai pembedanya terletak pada kuahnya. Sate Pariaman memiliki warna kuah yang merah dan lebih pedas dari Sate Padang. Kuahnya tidak terlalu kental karena menggunakan tambahan tepung beras.

Untuk isian satenya ada yang menggunakan daging ayam, daging sapi, ceker ayam terkadang ada lokan. Harga per porsinya relatif tergantung tempatnya. Berkisar dari Rp. 10.000 hingga Rp.15.000 (dapat berubah seiring perkembangan zaman).

5. Gulai Kapalo Lauk Selalu Diburu Pencinta Kuliner Seafood

Gulai Kapalo Lauk atau Gulai Kepala Ikan menjadi menu makanan yang wajib dicoba saat melancong ke kota Tabuik ini. Pasalnya, sebagai kuliner seafood khas Ranah Minang ini memiliki citarasa yang kaya akan rempah-rempah. Dapat dijumpai hampir disetiap rumah makan. Namun, lebih asik mencoba makannya di kawasan pesisir pantai.

6. Gulai Katupek Tunjang Los Lambuang Pasar Kurai Taji


Makanan ini sebagai menu sarapan pagi yang selalu diburu oleh para penikmat kuliner Minangkabau. Berbeda dari lontong ketuapat biasanya yang hanya memakai gulai sayur dan mie tapi kali ini menambahkan Jangek atau kikil (kulit sapi/kerbau).
.
Lontong ketupat ini memiliki warna kuah yang lebih pekat dari biasanya. Bumbu rempah-rempahnya begitu terasa ketika mencobanya. Makanan ini kuliner khas Kota Pariaman dan dapat ditemui di Los Lambuang Pasar Balai Kurai Taji. Ternyata tempat ini eksis sejak zaman Belanda. Harga satu porsi makanan ini rata-rata Rp.15.000 (dapat berubah seiring perkembangan zaman).

Baca:  Mengunjungi Rumah Gadang Mohammad Saleh, Saudagar Termasyur di Pariman 

7. Pokat Cancang Piaman Nan Penuh Warna

Pokat Cancang menjadi minuman yang terkenal di Los Lambuang Pasar Kurai Taji Pariaman. Minuman yang penuh warna ini mudah sekali dibuatnya. Berbahan dasar dari buah alpukat yang telah kocok dengan menggunakan sendok. Kemudian dicampur dengan sirup merah dan ditaburi dengan batu es yang telah dihaluskan. Terakhir diberi susu krim kental manis putih. Siap deh bisa disantap.

Cuaca Pariaman yang cukup panas ini dapat menjadi pelepas dahaga saat berkunjung ke daerah yang dikenal dengan budaya Hoyak Tabuiknya. Harganya pun tidak mahal sekitar Rp.10.000 (dapat berubah seiring perkembangan zaman).

Baca: Serunya Keliling Pulau Angso Duo yang Menawan

8. Idiyappam, Akulturasi Kuliner India di Pariaman 

Idiyappam atau Putu Mayang merupakan kuliner berjenis kue basah yang bentuknya menyerupai mie yang disusun sedemikian rupa. Kue ini sebenarnya berasal dari masyarakat keturuan India yang telah mengalami akulturasi budaya di Kota Pariaman. Makanan yang sarat akan makna ini sering dijumpai ketika acara adat atau pernikahan (tuka cincin).

Kue ini terbuat dari tepung beras dan bahan rempah-rempah pelengkap lainnya. Disajikan dengan larutan gula merah yang ditambah dengan kapulaga India. Mencari kue ini dapat dijumpai Kampuang Kaliang Piaman di Kelurahan Lohong, Kecamatan Pariaman Tangah, Kota Pariaman.

Baca: Melirik Jejak Perkeretaapian di Kota Tabuik Pariaman

9. Mangkuak Katameh Kuliner yang Kian Langka

Kota Pariaman juga memiliki kuliner autentik yang keberadaanya sulit dijumpai seperti Mangkuak Katameh ini. Tidak ada cerita yang dapat dibagikan. Namun dari gambar ini terlihat berjenis kue basah yang bebahan dasar tepung beras.

Baca:  5 Wisata Religi Masjid Bersejarah di Kota Pariaman

10. Ladu Pariaman, Oleh Oleh Khas Pariaman

Setelah mencicipi makanan berat dan cemilan khas Pariaman. Saatnya mencari oleh-oleh khasnya yaitu Ladu Pariaman atau Ladu Arai Pinang. Penganan sejenis kerupuk/keripik memiliki tekstur yang sedikit lebih tebal, bentuknya bulat tipis dengan pola garis-garis tertentu dan bebahan dasar tepung beras. Sekarang ada kreasi baru berbentuk menyerupai motif bunga.

Proses produksinya dimulai dari pembuatan adonan yang berasal dari campuran tepung beras, telur dan garam Dicetak menggunakan daun pinang atau cetakan khusus. Kemudian digoreng hingga berubah warna coklat kekuningan. Ladu Pariaman menjadi usaha rumahan yang pusatnya berlokasi di Kampung Perak, Kecamatan Pariaman Tangah, Kota Pariaman.

Ladu Pariaman ini mulanya disajikan saat acara adat atau pernikahan. Namun, seiring perkembangannya digemari oleh banyak masyarakat, karena makanan ringan ini memiliki rasa yang renyah dan gurih. Wajar saja sekarang  menjadi buah tangan saat berkunjung ke Pariaman.

Baca: Destinasi Kota Pariman

Kota Pariaman sebagai destinasi wisata bahari di Ranah Minang memiliki kekayaan rasa yang beragam. Bila berkunjung ke kota Tabuik ini jangan lupa wisata kulinernya ya.
———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel