Kue Mangkuak Sayak, Jajanan Jadul Citarasa Minangkabau


Kue Mangkuak menjadi penganan yang keberadaannya tidak begitu mudah untuk dijumpai. Entah ada angin apa, saya terniat ingin sekali mencari Kue Mangkuak di Kota Padang ini. Bertepatan dengan akhir pekan saya mencoba menjelajahi wisata kuliner tradisional ini.

Usai melakukan riset kecil-kecilan di paman Google, akhirnya keluar satu nama tempat yang bisa dikunjungi yaitu Usaha Kue Mangkuak Ibuk Syamsibar. Saya pun meluncur ke Jalan Raya Air Dingin Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Kira-kira 30 menit dari pusat kota.

Selain itu juga ada Kue Mangkuak Ibu Mai yang sering jualan di pasar pagi Pasia Kandang, Kelurahan Pasia Nantigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Terkadang saya pun sering melihat saat car free day di GOR H. Agus Salim pada Minggu pagi. Jika di daerah lain akan mudah dijumpai di Pasar Tradisonal.

Kue Mangkuak Sayak Kuliner Autentik Minangkabau


Kue Mangkuak ini disajikan menggunakan tempat yang unik sehingga tampilannya menjadi khas. Sebabnya, Kue Mangkuak ini diberi nama Kue Mangkuak Sayak yang berasal dari bahasa Minangkabau. Makna kata Mangkuak ini memiliki arti mangkok, karena bentuk cetakannya menyerupai mangkok. Sedangkan arti dari kata Sayak bermakna tempurung kelapa, karena menjadi tempat cetakannya.

Jadi secara sederhananya penganan ini bernama Kue Mangkuk Tempurung Kelapa. Namun, ada juga nama lainnya yaitu Kue Mangkuak Badeta, kerena ditengah kuenya terdapat tonjolan menyerupai puncak.

Jajanan tradisional ini sering digunakan sebagai kuliner pelengkap ritual adat di berbagai nagari di Minangkabau.

Melihat Proses Produksi Kue Mangkuak Sayak


Kue Mangkuak Sayak

Kue Mangkuak merupakan salah satu kuliner autentik Minangkabau berjenis kue basah yang bebas dari gluten (sejenis protein yang terdapat pada gandum dan tepung). Penganan yang berbahan utama tepung beras, santan kelapa gula merah, gula putih dan rempah-rempah ini cukup langka untuk dijumpai.

"Bu, masih ada kue mangkuaknya?" tanya saya ketika itu.

"Maaf Nak, kuenyo lah habis. Iko punyo urang alah dipasan sabalumnyo," jawabnya sembari mengambil kue yang akan di-packing untuk acara mandoa dan arisan.

Sontak saya terkejut. Ternyata untuk bisa menikmatinya harus pesan dulu. Saya pun kecewa deh. Biar tidak menambah kekecewaan saya pun meminta izin untuk mengambil gambar.

Kue Mangkuak Sayak

Proses pembuatannya pun terbilang mudah dan tidak terlalu rumit. Saya melihat langsung proses di kedai ibu Syamsibar. Tempatnya sangat sederhana, berupa pondok kayu yang bersebelahan dengan kediamannya.

Semua bahan-bahan tersebut dicampur sesuai takarannya masing-masing dan dimasukan ke dalam cetakan tempurung kelapa. Tahap pertama pembuatan inti kue yang teksturnya keras. Selanjutnya, pembuatan lapisan seduanya yang menutupi kue pertama hingga tersisa tonjolan dipermukaannya.

Kue Mangkuak Sayak

Kue tersebut dimasukan ke dandang untuk dikukus. Dulu mengunakan api dari kayu bakar, seiring perkembangan zaman dan masalah kesehatan, maka kini menggunakan gas. Proses memasaknya dalam waktu tertentu, sekitar 15-30 menit tergantung jumlah kue yang akan dibuat.

Dengan sabar menunggu akhirnya Kue Mangkuak Sayak itu dapat dinikmati.

Kue Mangkuak Sayak dan Pemburu Jajanan Tradisional



Hampir 3 jam saya berada di kedainya ibu Syamsibar. Kami pun banyak bercerita, mulai dari sejarahnya merintis usaha ini hingga kejadian-kejadian unik selama jualan kue. Ternyata kuenya ini sudah menjadi buah tangan yang selalu dibawa oleh para penikmat kue tradisional Minagkabau.

"Ada pelanggan ibu dari Jakarta yang tiap pulang ke Padang pasti pesan banyak, sebelum dia balik ke Jakarta. Ada juga pernah di bawa ke Manado," ceritanya.

Kue Mangkuak Sayak ini murah meriah, dibandrol Rp1.000-Rp.1500 per kuenya. Jajanan ini memang tidak bisa bertahan lama, karena bukan kue kering. Paling kuat jika dibuat pagi sampai siang sudah basi. Hal ini menandakan kue tersebut tidak menggunakan pengawat, kecuali telah disimpan dalam pendingin.


"Mau coba Nak? Pilih saja mau yang mana. Ada yang putih dan yang coklat" tanyanya.

"Mau bu," jawabku dengan cepat.

Kue Mangkuak Sayak memiliki dua tekstur. Ada yang lembut berwarna putih, rasanya manis dan gurih. Ada yang keras berwarna putih dan coklat, rasanya manis. Jika keduanya dimakan bersamaan akan menciptakan perpaduan taste yang sedap dan aroma tempurung kelapa ikut juga memberi warna tersendiri. Menyantapnya pun lebih nikamat bila langsung dari sayak. 

Puji syukur saya ucapkan. Tidak sia-sia perjalanan kali ini dan akhirnya saya bisa menikmati Kue Mangkuak Sayak. Itupun diberikan secara gratis oleh ibunya.
———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel