Pasar Tanah Kongsi Padang Sensasi Belanja Sembari Wisata Kuliner
Pasar Tanah Kongsi tidak begitu familiar di antara kaum milenial, mereka terbiasa dengan Pasar Raya atau sekelas Plaza. Pasar Tanah Kongsi adalah salah satu pasar tertua di Kota Padang. Pasar ini tetap bertahan, meskipun berjalan secara pelan dengan kearifannya dan kesederhaannya.
Letaknya di kawasan chinesetown-nya Padang, Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatra Barat. Pasar Tanah Kongsi ini tidak terlalu luas, kira-kira 5793,48 m2 atau sekitar 0,57 Ha.
Aksesnya tidak dekat jalan raya, tapi mudah dijumpai. Pasar Tanah Kongsi dapat diakses lewat jalan Kelenteng, jalan Niaga dan lewat perumahan penduduk. Letaknya agak tersuruk, jika tidak tahu akan mengira tempatnya masih kawasan rumah penduduk.
Bahkan ketika saya posting di Storis Intragram tentang pasar ini, muncul pertanyaan "Memang ada ya pasar tanah kongsi itu?" Saya hanya bisa pasang emoticon tertawa sembari menjelaskannya.
Pasar Tanah Kongsi sudah menjadi tempat bertemunya dua budaya yang berbeda sehingga mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Pasar ini cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ada daging, sayur, buah, aneka jajanan pasar hingga kuliner legend.
Pasar Tanah Kongsi ini termasuk pasar satelit dan pasar pagi. Buka sejak subuh hingga tengah hari tergantung daya jual belinya. Suasana pasarnya rapih dan cukup bersih. Cuma masalah parkir kendaraan saja yang terbatas. Akses jalannya termakan oleh pedagang dan parkir motor, jadi terkesan lebih sempit.
Ada hal unik dan menarik dari pasar ini. Kabarnya aman dari copet, tapi tetap waspada juga. Katanya harga jual di Pasar Tanah Kongsi ini lebih mahal sedikit dari pasar tradisional biasanya. Jika dilihat kualitas dagangannya memang bagus. Bila sudah beranjak siang hari, biasanya pedagang jajanan pasar ini akan menjualnya dengan harga yang murah. Saya sih belum pernah coba. Jika itu benar, lumayan juga hehe
Baca: Telusuri Kawasan Tiongkok di Kota Tua Padang
Baca: Telusuri Kawasan Tiongkok di Kota Tua Padang
Sejarah Pasar Tanah Kongsi Padang
Sejarah Pasar Tanah Kongsi Padang tidak lepas dari perkembangan Padang tempo dulu. Pesatnya perniagaan di Kota Padang ini menjadikan pasar ini ramai dikunjungi oleh pedagang. Lalu lintas perdagangan asing pun tidak terelakan.
Wajar, selang waktu abad ke-18 ke abad ke-19, Kota Padang menjadi kota metropolitan di pesisir pantai barat pulau Sumatra. Secara tidak langsung, kehadiran pasar ini menjadi dampak positif dari perkembangan sebuah kota. Pasar sebagai tempat jual beli dan interaksi masyarakat.
Wajar, selang waktu abad ke-18 ke abad ke-19, Kota Padang menjadi kota metropolitan di pesisir pantai barat pulau Sumatra. Secara tidak langsung, kehadiran pasar ini menjadi dampak positif dari perkembangan sebuah kota. Pasar sebagai tempat jual beli dan interaksi masyarakat.
Tidak ada lieteratur yang pasti menjelaskan kehadiran pasar ini, tapi pastinya sudah eksis sejak zaman VOC tiba ke Padang. Hal ini seiring dengan datangnya para pedagang Asia dan Eropa, termasuk dari Tiongkok yang kemudian mendiami kawasan sekitar pasar. Kira-kira sejak pertengahan abad ke-19.
Lahirnya Pasar Tanah Kongsi tidak bisa dipisahkan juga dari kehadiran Pasar Mudik di Kawasan Pasa Gadang. Seperti diceritakan Rusli Amran dalam Buku Padang Riwayatmu Dulu, beberapa pedagang Tionghoa di Padang bersatu dengan maksud untuk mendirikan pasar saingan dekat kelenteng mereka. Pasar ini berkembang dan sanggup menyaingi Pasar Mudik, tetapi sayang, kemudian habis terbakar.
Selanjutknya dari bekas lahan yang terbakar tersebut dibangun kembali pasar dari gabungan beberapa pedagang Tionghoa, mereka saling berkongsi dan terciptalah Pasar Tanah Kongsi. Sayangnya lagi, pasar ini pun tidak kuat bertahan melawan pasar yang dibuat oleh Lie Saay, kapten Cina di Padang pemilik awal Pasar Kampung Jawa alias Pasar Raya Padang kini.
Dulu, sebelumnya menjadi pasar tradisional, pasar ini adalah pasar kampung berupa los-los panjang. Beberapa pedagang dari masyarakat Minangkabau, Batak, Nias, dan Tionghoa, sepakat berkongsi kembali untuk membangun pasar yang lebih bagus. Kondisi Pasar Tanah Kongsi saat ini diperkirakan dibangun pada tahun 1975 dan mengalami beberapa kerusakan pasca gempa bumi 30 September 2009.
Secara fisik kondisi Pasar Tanah Kongsi saat ini perlu direvitalisasi. Mengingat aktivitas jual beli masih berkembang di pasar ini. Saya pun belum menemukan foto jadul kondisi dan suasana pasarnya. Jadi tidak dapat tergambar bentuknya dulu.
Lahirnya Pasar Tanah Kongsi tidak bisa dipisahkan juga dari kehadiran Pasar Mudik di Kawasan Pasa Gadang. Seperti diceritakan Rusli Amran dalam Buku Padang Riwayatmu Dulu, beberapa pedagang Tionghoa di Padang bersatu dengan maksud untuk mendirikan pasar saingan dekat kelenteng mereka. Pasar ini berkembang dan sanggup menyaingi Pasar Mudik, tetapi sayang, kemudian habis terbakar.
Selanjutknya dari bekas lahan yang terbakar tersebut dibangun kembali pasar dari gabungan beberapa pedagang Tionghoa, mereka saling berkongsi dan terciptalah Pasar Tanah Kongsi. Sayangnya lagi, pasar ini pun tidak kuat bertahan melawan pasar yang dibuat oleh Lie Saay, kapten Cina di Padang pemilik awal Pasar Kampung Jawa alias Pasar Raya Padang kini.
Dulu, sebelumnya menjadi pasar tradisional, pasar ini adalah pasar kampung berupa los-los panjang. Beberapa pedagang dari masyarakat Minangkabau, Batak, Nias, dan Tionghoa, sepakat berkongsi kembali untuk membangun pasar yang lebih bagus. Kondisi Pasar Tanah Kongsi saat ini diperkirakan dibangun pada tahun 1975 dan mengalami beberapa kerusakan pasca gempa bumi 30 September 2009.
Secara fisik kondisi Pasar Tanah Kongsi saat ini perlu direvitalisasi. Mengingat aktivitas jual beli masih berkembang di pasar ini. Saya pun belum menemukan foto jadul kondisi dan suasana pasarnya. Jadi tidak dapat tergambar bentuknya dulu.
Harmoni Pembauran Budaya dari Pasar Tanah Kongsi Padang
Pasar Tanah Kongsi ini menjadi saksi akulturasi budaya di Kota Padang, antara masyarakat Tionghoa dan Minangkabau serta keturunan India, Arab, Nias, Jawa, dan etnis lainnya. Mengapa? Pasar Tanah Kongsi masuk kawasan Kota Tua Padang yang merupakan daerah multietnis.
Perbauran yang sudah hampir lebih dari dua abad, jika dihitung dari sejarah masuknya masyarakat Tionghoa ke Padang. Menurut Tjiptadinata Effendi dalam blognya, Pasar Tanah Kongsi adalah pasar rakyat, yang telah menghasilkan sejarah akulturasi antara orang Minang dan Orang Tionghoa secara mulus.
Perbauran yang sudah hampir lebih dari dua abad, jika dihitung dari sejarah masuknya masyarakat Tionghoa ke Padang. Menurut Tjiptadinata Effendi dalam blognya, Pasar Tanah Kongsi adalah pasar rakyat, yang telah menghasilkan sejarah akulturasi antara orang Minang dan Orang Tionghoa secara mulus.
Pasar Tanah Kongsi ini pasar terunik di Kota Padang, karena selain melihat keberagaman budaya, kita dapat juga mencicipi kuliner orienatalnya. Namanya juga kawasan chinesetown-nya Padang. Jadi bisa ditemukan dengan mudah toko kelontong yang menjual barang-barang untuk kegiatan seremonial masyarakat Tionghoa.
Di sana dengan mudah bisa dijumpai penjual Hio, kertas sembahyang, mie, kecap, dan bumbu-bumbu untuk masakan oriental. Hingga saat ini saya pun masih penasaran dengan kue keranjang, soalnya belom mencoba. Hehehe
Baca: Asiknya Nongkrong di Kelenteng See Hin Kiong Sembari Seruput Kopmil
Di sana dengan mudah bisa dijumpai penjual Hio, kertas sembahyang, mie, kecap, dan bumbu-bumbu untuk masakan oriental. Hingga saat ini saya pun masih penasaran dengan kue keranjang, soalnya belom mencoba. Hehehe
Baca: Asiknya Nongkrong di Kelenteng See Hin Kiong Sembari Seruput Kopmil
Asiknya Wisata Kuliner di Pasar Tanah Kongsi Padang
Pasar Tanah Kongsi sangat menarik untuk wisata kuliner. Ada banyak menu yang bisa dicicipi. Pasar Tanah Kongsi dapat menjadi tempat alternatif bila ingin mencari sarapan, terutama yang tidak bersantan. Khasnya kwetiau dan mie ayam (mie sanghai). Ada juga menu lainnya jika ingin ngemil seperti kue pukis, martabak tipis, cakwe hingga jajanan pasar. Soal harga terjangkau deh.
Berikut ini tempat dan menu rekomendasi bila ke Pasar Tanah Kongsi dan sekitarnya:
1. Berburu Mie di Pasar Tanah Kongsi
Mie-miean menjadi menu makan yang khas bagi masyarakat Tionghoa. Di Pasar Tanah Kongsi ada dua penjualan, lokasinya dekat simp 3 jalan tembus ke jalan Niaga. Saya biasa beli yang sebelum simpang. Ada nasi goreng, bihun, mie kuning goreng dan kwetiau goreng. Rekomnya kwetiau. Belinya bisa dicampur semua mienya. Masaknya live sehingga sangat menggunggah selera sekali. Seporsi harganya Rp.9.000,-.
Pukis adalah sebuah kue khas Indonesia. Kue ini dapat dikatakan sebenarnya adalah modifikasi dari kue wafel yang mengalami pembauran di masyarakat.
Di Pasar Tanah Kongsi dijual menggunakan gerobak dan akan nikmat dicicip saat baru masak bersama mentari pagi. Terdapat banyak varian rasanya dengan toping meses dan selai. Harganya Rp.1000. Posisinya di jalan Tanah Kongsi dekat Cakwe Chi-Tho.
3. Martabak Tipis ya Martabak Denai
Martabak ini menjadi jajanan yang selalu diburu masyarakat di Pasar Tanah Kongsi. Martabaknya tidak tebal, ukurannya tidak terlalu besar, kirspi dan enak loh. Dijual pake gerobak dengan merk Martabak Denai. Harganya Rp.2.500-Rp6.000,-. tergantung toppingnya, untuk yang martabak tipisnya. Posisinya diujung jalan Tanah Kongsi.
4. Cakwe Chi-Tho
Cakwe pertama dan tertua di Padang sudah ada sejak 1970. Cakwe ini menjadi cemilah khas masyarakat Tionghoa yang ada di Pasar Tanah Kongsi. Sekilas mirip roti goreng cuma bemtuknya berbeda. Ada rasa original dan varian bumbu lainnya. Harganya untuk yang orinal Rp.3000,- dan ditambah bumbu menjadi Rp.6000,-. Alamatnya Jl. Pasar Tanah Kongsi No 45.
5. Beragamnya Jajanan Pasar
Beragam jajanan pasar bisa dijumpai ada gorengan, kue kering dan kue basah. Kue orientalnya Bakpau, Bakcang, Lumpia, kue Wajik, kue Moho (bukan maho ya). Semuanya halal, kecuali Bakcang.
Ada juga jajanan khas Minangkabau yakni Lapek Bugih, Lapek Nagosari, Pinukuik, Lamang Baluo dan jajanan lainnya. Harganya Rp.2000-Rp.10.000,-. Alamatnya sepanjang Jl. Tanah Kongsi menuju Jl. Niaga.
Ada juga jajanan khas Minangkabau yakni Lapek Bugih, Lapek Nagosari, Pinukuik, Lamang Baluo dan jajanan lainnya. Harganya Rp.2000-Rp.10.000,-. Alamatnya sepanjang Jl. Tanah Kongsi menuju Jl. Niaga.
Kembang tahu ini khas dari masyarakat Tionghoa. Terbuat dari hasil produk sampingan perebusan kedelai, berupa endapan yang terkumpul di permukaan air. Kuliner ini biasanya disajikan dengan campuran kuah jahe dan gula aren. Harga kembang tahu Rp.6.000,- dan susu kedelai Rp.3.000,- . Alamatnya sepanjang Jl. Pasar Tanah Kongsi.
7. Katupek Sipuluik
Katupek Sipuluik ini menjadi menu kuliner khas Minangkabau yang hadir juga di Pasar Tanah Kongsi. Berbahan dasar beras ketan yang dibungkus dengan ketupat dan dilumuri oleh santan. Rasanya gurih dan enak. Harganya Rp. 2000,- per ketupat. Alamatnya di Jl. Pasar Tanah Kongsi dekat dengan martabak tipis.
8. Kopmil om Ping
Katupek Sipuluik ini menjadi menu kuliner khas Minangkabau yang hadir juga di Pasar Tanah Kongsi. Berbahan dasar beras ketan yang dibungkus dengan ketupat dan dilumuri oleh santan. Rasanya gurih dan enak. Harganya Rp. 2000,- per ketupat. Alamatnya di Jl. Pasar Tanah Kongsi dekat dengan martabak tipis.
8. Kopmil om Ping
Minuman hits di Kota Tua Padang yang sudah ada sejak 2002. Minuman ini campuran kopi dan milo ditambah krim manis. Harganya Rp.10.000,-. Alamatnya Jl. Kelenteng sebelah Gedung Kebudayaan HBT.
9. Mie Shanghai
Mie ayam merupakan menu makanan masyarakat Tionghoa dan menjadi ciri khas di daerah Koto Tua Padang. Mie ini disajikan dengan pangsit basah. Rasanya enak dan porsinya banyak, beda dengan mie ayam lainnya. Harganya Rp.10.000-Rp.18.000,-. Alamatnya Jl. Kelenteng, dekat jalan masuk Pasar Tanah Kongsi.
10. Kopi Nan Yo
Ini warung kopi legendaris juga sejak zaman kolonial loh sudah eksis tahun 1932. Khasnya kopi itam atau kopi O harganya Rp.10.000,- dan kopi es harganya Rp.11.000,-. Alamatnya Jl. Niaga 205.
Ini warung kopi legendaris juga sejak zaman kolonial loh sudah eksis tahun 1932. Khasnya kopi itam atau kopi O harganya Rp.10.000,- dan kopi es harganya Rp.11.000,-. Alamatnya Jl. Niaga 205.
Es ini cukup legend di Kota Tua Padang. Sempat menghilang pasca gempa bumi 30 September 2009 karena bangunannya rusak dan kini hadir kembali. Bisa beli pake cup. Harga es kiloannya Rp.40.000,- dan cup Rp.5000,- Alamatnya Jl. Kelenteng 286, posisinya gedung dipaling ujung.
Nah, itu beberapa kuliner yang menurut Ubay wajib dicoba kalo ke Pasar Tanah Kongsi dan sekitar Kelenteng. Semua kuliner ini dijamin halal. Sembari wisata kuliner bisa juga mengabadikan momen selama berada di pasar. Oh iya, jika ada kuliner rekom lainnya yang belum disebutkan silahkan tambah ya di kolom komentar.
***
Mengunjungi pasar dapat menjadi liburan tersediri. Menghabiskan akhir pekan ke Pasar Tanah Kongsi sangat mengasikkan. Bisa hunting foto, wisata kuliner dan belanja kebutuhan sehari-hari. Selamat mencoba. Mari ke pasar tradisional, Pasar Tanah Kongsi.
———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.