Velocity Perpaduan Senja, Kopi, dan Burger
Ada suasana yang berbada saat menikmati sore hari di Pantai Padang. Biasanya ke pantai akan bermain pasir bersama deburan ombak, mencicipi pensi, makan kerupuk kuah mie, jagung bakar atau cucuik langkitang.
Semua itu sih sudah biasa. Coba deh datang ke Velocity Burger and Coffee. Pasti akan menemukan sesuatu yang berbeda.
Langit cerah tidak begitu berawan dan si mentari yang terik menemani sore itu. Saya ingin mencari angin dan menghabiskan petang di Taplau (tapi lauik alias tepi pantai), bahasa kerennya orang Padang. Seperti biasa itu tidak ada yang direncanakan. Spontan dan langsung gas.
Langit cerah tidak begitu berawan dan si mentari yang terik menemani sore itu. Saya ingin mencari angin dan menghabiskan petang di Taplau (tapi lauik alias tepi pantai), bahasa kerennya orang Padang. Seperti biasa itu tidak ada yang direncanakan. Spontan dan langsung gas.
Velocity Burger and Coffee ini menempati LPC (Lapau Panjang Cimpago) yang berada di Jalan Sumatera, Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Tersedia juga lokasinya via Google Maps.
Pokoknya mudah sekali ditemukan, tempatnya persis di depan Monumen IORA Padang. Inilah yang membuat kedai ini menarik. Tugu ini sangat hits dikalangan wisatawan yang datang ke Padang. Ada pameo, belum ke Padang jika belum berfoto di tugu ini. I think so too.
Menghabiskan Sore di Velocity Burger and Coffee
Velocity Burger and Coffee seolah menjadi pembeda di antara lapak-lapak LPC. Bisa dibilang ada perpaduan coffee shop dengan kafe yang dikemas dengan desain yang kekinian sehingga menjadikan tempat ini seru untuk menghabiskan sore hari kita.
Sebenarnya banyak pilihan untuk sekedar santuy di Taplau ini. Saya lebih memilih ke tempat ini, karena ketika pertama singgah telah memberikan kesan yang berbeda. Tempatnya kece dengan pemandangan yang bernilai juga. Spot-nya sangat cantik untuk berburu sunset yang menghadap laut dengan Monumen IORA Padang. Untuk konten Instagram mantap juga.
Asal muasal hadirnya LPC ini sebagai pengganti lokasi pedagang yang dulunya menutupi area pantai. Kemudian pemerintah kota membangunnya dan memindahkan ke tempat ini sejak 2015 lalu. Jika dilihat tiap lapak LPC ini ukurannya sama menyerupai petak-petak kios di pasar. Tempatnya menang tidak terlalu luas. Dapat dimaklumi karena memang bukan sekelas kafe.
Saya pun telah tiba di depan kedainya. Area parkirnya cukup terbatas tapi kendaraan tidak ribet ketika akan diletakkan. Ada yang jaga juga, cukup bayar Rp.2.000, - per motor dan Rp. 3.000,- per mobil.
Tampak depannya sudah terlihat dengan desain yang minimalis, tidak banyak ornamen yang mencolok dan pilihan warnanya bikin nyaman memberi kesan santuy. Ada dua set meja dan kursi yang diletakan di depan ini. Saya tidak mau memilih duduk di tempat ini. Ya, malu ah, karena bisa jadi pusat perhatian. Hahaha
Masuk ke dalam langsung bertemu dengan dapur masak, kasir dan bar kopi. Suasananya cukup sejuk karena ada pendingin udarannya. Di sini ada satu set meja panjang minimalis menghadap tugu. Dulu ada beberapa set meja dan kursi seperti yang di depan, karena space-nya terbatas mungkin dimaksimalkan jadi seperti sekarang. Biar lebih luas juga.
Oya sampai lupa, sesuai dengan namanya, kedai ini menyajikan menu burger dan aneka minuman kopi. Di samping itu ada juga minuman mojito, cemilan jamur krispi, kentang goreng dan lainnya. Saya suka memesan chicken burger, hotdog, dan es kopi jeli. Kalo dilihat menunya lebih ke westren food. Harganya sangat kompetitif dan tidak mengecewakan.
Nikmatnya Senja Senikmat Potongan Burger dan Kopi Seduh di Velocity
Sudah memesan, saatnya pilih tempat. Ada tiga pilihan nih, ada di bagian depan dan di dalam yang tadi. Kemudian ada di bagian atas, ini menjadi tempat favoritnya, termasuk bagi saya.
Bagian atasnya tidak ada yang begitu istimewa, karena terlihat mengoptimalkan area yang ada. Semua diisi dengan set kursi dan meja terbuka. Terpenting tidak ada tenda ceper yang warna warni itu. Istimewanya tentu panorama alamnya yang menjadi bonus dari tempat ini. Semacam ada give away-nya jika cuaca cerah dapat sunset menawan.
Wew, terasa sekali teriknya. Ini tidak bisa dihindari matahari memang langsung menyengat ke kulit. Pasti akan bingung mau memilih tempat duduk di mana, antara area yang di depan atau belakang.
Ada beragam set kursi dan mejanya, bisa berdua atau lebih dari empat orang. Spot yang asik berada di bagian depan dengan set meja panjang dan kursi tinggi. Minimalis sekali desainnya.
Sambil menunggu pesanan tiba, saya memilih tempat yang paling depan. Untungnya lagi saat itu tidak banyak pengunjung jadi bebas untuk memilih. Tempatnya bersih sehingga kenyamanan terhadap pengunjung dapat terus terjaga.
Velocity Burger and Coffee ini buka dari jam 14.00-24.00 WIB. Asiknya datang sebelum senja tiba. Ada baiknya sekitar jam 5 sore. Rasanya time yang pas. Jika weekend bisa penuh semua tempatnya jadi bisa tidak ke bagian kalau datangnya telalu sore.
Tidak sampai 5 menit, pesanan saya tiba. Namanya juga velocity harus cepat dunk penyajiannya. Saatnya mencari posisinya nyaman. Saya pun mulai mencicipi chicken burger-nya sembari memandang Monumen IORA Padang dengan segala aktivitasnya. Aromanya semerbak dan mengiurkan.
Rotinya empuk, ayamnya matangnya pas tidak terlalu kering, sayurannya pun segar seperti kol ungu, selada, dan tomatnya. Tidak lupa ada kejunya dan bisa diberi sedikit saus cabainya. Ketika dimakan secara bersamaan ada perpaduan rasa. Umm, yummi. Saya suka menu ini.
Selain burger, saya mencoba juga hotdog-nya. Dagingnya seperti kornet, tapi yang menjadi khasnya sangat segar dan rempah-rempahnya sangat terasa sekali seperti sayurannya juga segar. Begitu pun rotinya tidak keras . Aduh jika membayangkan kedua makanan ini membuat saya ngiler terus.
Untuk minumannya saya pilih es kopi jeli. Menu ini tentu akan membuat segar di tengah menunggu si senja tiba. Meski itu cuma kopi yang pahit. Namun, ada suasana yang hangat ditambah dengan jeli yang sedikit manis menjadi kombinasi yang pas untuk dinikmat sore hari.
Makan dan minumnya santai saja jangan terburu-buru ya. Nikmati sensasi rasanya yang penuh warna dengan suasana yang cozy. Meski pengunjungnya ramai pun tidak berisik. Mau diskusi ringan atau memang yang deep banget bisa. Mereka akan sibuk dengan dunianya.
Jika dilihat kebanyakan pengunjungnya yang duduk di atas ini para kaula muda. Saya pun jika ke Velocity tidak sendiri pasti akan mengajak teman. Bisa menjadi pilihan tempat untuk ngongki-ngongki, wort it lah.
Saya sangat menikmati suasannya. Dari sini akan terlihat hilir mudik kendaran yang melintas dan wisatawan yang silih berganti berswafoto di depan tugu itu. Deburan ombak purus pun dapat dinikmati. Ada banyak kejadian yang unik dapat disaksikan. Terpenting yang ditunggu-tunggu adalah matahari terbenam.
Suasana yang asik ini tidak banyak tempat yang bisa menyajikannya termasuk kafe di Padang lainnya. Ini menjadi value dari Velocity Burger and Coffee. Pemiliknya keren banget bisa melihat peluangnya dari tempat ini.
Perlahan dan pasti, rona lembayungnya mulai tampak. Membentang membentuk garis-garis di cakrawala. Senja telah tiba bersamaan dengan kumandang azan Magrib.
Bagi yang ingin menunaikan ibadah dapat menuju musala yang ada di tengah kawasan LPC ini. Begitu juga yang ini buang air kecil. Memang kekurangan tempat di LPC ini tiap lapaknya tidak ada fasilitas keduanya itu. Tempatnya terbatas.
Velocity Burger and Coffee telah menemani perjalanan saya dalam menutup satu pergantian hari. Untungnya cuaca sedang cerah sehingga tujuan awal saya ke sini dapat tercapai. Sebelum pergi dari tempat ini saya pesan es kopi jeli lagi deh.
Saatnya saya harus pulang ke rumah. Velocity menjadi perpaduan antara senja, kopi dan sepotong burger. Silahkan mencoba dan menikmatinya.
Pokoknya mudah sekali ditemukan, tempatnya persis di depan Monumen IORA Padang. Inilah yang membuat kedai ini menarik. Tugu ini sangat hits dikalangan wisatawan yang datang ke Padang. Ada pameo, belum ke Padang jika belum berfoto di tugu ini. I think so too.
Menghabiskan Sore di Velocity Burger and Coffee
Velocity Burger and Coffee seolah menjadi pembeda di antara lapak-lapak LPC. Bisa dibilang ada perpaduan coffee shop dengan kafe yang dikemas dengan desain yang kekinian sehingga menjadikan tempat ini seru untuk menghabiskan sore hari kita.
Sebenarnya banyak pilihan untuk sekedar santuy di Taplau ini. Saya lebih memilih ke tempat ini, karena ketika pertama singgah telah memberikan kesan yang berbeda. Tempatnya kece dengan pemandangan yang bernilai juga. Spot-nya sangat cantik untuk berburu sunset yang menghadap laut dengan Monumen IORA Padang. Untuk konten Instagram mantap juga.
Asal muasal hadirnya LPC ini sebagai pengganti lokasi pedagang yang dulunya menutupi area pantai. Kemudian pemerintah kota membangunnya dan memindahkan ke tempat ini sejak 2015 lalu. Jika dilihat tiap lapak LPC ini ukurannya sama menyerupai petak-petak kios di pasar. Tempatnya menang tidak terlalu luas. Dapat dimaklumi karena memang bukan sekelas kafe.
Saya pun telah tiba di depan kedainya. Area parkirnya cukup terbatas tapi kendaraan tidak ribet ketika akan diletakkan. Ada yang jaga juga, cukup bayar Rp.2.000, - per motor dan Rp. 3.000,- per mobil.
Tampak depannya sudah terlihat dengan desain yang minimalis, tidak banyak ornamen yang mencolok dan pilihan warnanya bikin nyaman memberi kesan santuy. Ada dua set meja dan kursi yang diletakan di depan ini. Saya tidak mau memilih duduk di tempat ini. Ya, malu ah, karena bisa jadi pusat perhatian. Hahaha
Masuk ke dalam langsung bertemu dengan dapur masak, kasir dan bar kopi. Suasananya cukup sejuk karena ada pendingin udarannya. Di sini ada satu set meja panjang minimalis menghadap tugu. Dulu ada beberapa set meja dan kursi seperti yang di depan, karena space-nya terbatas mungkin dimaksimalkan jadi seperti sekarang. Biar lebih luas juga.
Oya sampai lupa, sesuai dengan namanya, kedai ini menyajikan menu burger dan aneka minuman kopi. Di samping itu ada juga minuman mojito, cemilan jamur krispi, kentang goreng dan lainnya. Saya suka memesan chicken burger, hotdog, dan es kopi jeli. Kalo dilihat menunya lebih ke westren food. Harganya sangat kompetitif dan tidak mengecewakan.
Nikmatnya Senja Senikmat Potongan Burger dan Kopi Seduh di Velocity
Sudah memesan, saatnya pilih tempat. Ada tiga pilihan nih, ada di bagian depan dan di dalam yang tadi. Kemudian ada di bagian atas, ini menjadi tempat favoritnya, termasuk bagi saya.
Bagian atasnya tidak ada yang begitu istimewa, karena terlihat mengoptimalkan area yang ada. Semua diisi dengan set kursi dan meja terbuka. Terpenting tidak ada tenda ceper yang warna warni itu. Istimewanya tentu panorama alamnya yang menjadi bonus dari tempat ini. Semacam ada give away-nya jika cuaca cerah dapat sunset menawan.
Wew, terasa sekali teriknya. Ini tidak bisa dihindari matahari memang langsung menyengat ke kulit. Pasti akan bingung mau memilih tempat duduk di mana, antara area yang di depan atau belakang.
Ada beragam set kursi dan mejanya, bisa berdua atau lebih dari empat orang. Spot yang asik berada di bagian depan dengan set meja panjang dan kursi tinggi. Minimalis sekali desainnya.
Sambil menunggu pesanan tiba, saya memilih tempat yang paling depan. Untungnya lagi saat itu tidak banyak pengunjung jadi bebas untuk memilih. Tempatnya bersih sehingga kenyamanan terhadap pengunjung dapat terus terjaga.
Tidak sampai 5 menit, pesanan saya tiba. Namanya juga velocity harus cepat dunk penyajiannya. Saatnya mencari posisinya nyaman. Saya pun mulai mencicipi chicken burger-nya sembari memandang Monumen IORA Padang dengan segala aktivitasnya. Aromanya semerbak dan mengiurkan.
Aneka Burger Velocity |
Selain burger, saya mencoba juga hotdog-nya. Dagingnya seperti kornet, tapi yang menjadi khasnya sangat segar dan rempah-rempahnya sangat terasa sekali seperti sayurannya juga segar. Begitu pun rotinya tidak keras . Aduh jika membayangkan kedua makanan ini membuat saya ngiler terus.
Untuk minumannya saya pilih es kopi jeli. Menu ini tentu akan membuat segar di tengah menunggu si senja tiba. Meski itu cuma kopi yang pahit. Namun, ada suasana yang hangat ditambah dengan jeli yang sedikit manis menjadi kombinasi yang pas untuk dinikmat sore hari.
Hotdog bersama kentang goreng |
Jika dilihat kebanyakan pengunjungnya yang duduk di atas ini para kaula muda. Saya pun jika ke Velocity tidak sendiri pasti akan mengajak teman. Bisa menjadi pilihan tempat untuk ngongki-ngongki, wort it lah.
Saya sangat menikmati suasannya. Dari sini akan terlihat hilir mudik kendaran yang melintas dan wisatawan yang silih berganti berswafoto di depan tugu itu. Deburan ombak purus pun dapat dinikmati. Ada banyak kejadian yang unik dapat disaksikan. Terpenting yang ditunggu-tunggu adalah matahari terbenam.
Suasana petang dari Velocity Burger and Coffee Padang |
Suasana yang asik ini tidak banyak tempat yang bisa menyajikannya termasuk kafe di Padang lainnya. Ini menjadi value dari Velocity Burger and Coffee. Pemiliknya keren banget bisa melihat peluangnya dari tempat ini.
Perlahan dan pasti, rona lembayungnya mulai tampak. Membentang membentuk garis-garis di cakrawala. Senja telah tiba bersamaan dengan kumandang azan Magrib.
Bagi yang ingin menunaikan ibadah dapat menuju musala yang ada di tengah kawasan LPC ini. Begitu juga yang ini buang air kecil. Memang kekurangan tempat di LPC ini tiap lapaknya tidak ada fasilitas keduanya itu. Tempatnya terbatas.
Velocity Burger and Coffee telah menemani perjalanan saya dalam menutup satu pergantian hari. Untungnya cuaca sedang cerah sehingga tujuan awal saya ke sini dapat tercapai. Sebelum pergi dari tempat ini saya pesan es kopi jeli lagi deh.
Saatnya saya harus pulang ke rumah. Velocity menjadi perpaduan antara senja, kopi dan sepotong burger. Silahkan mencoba dan menikmatinya.
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.