Festival Jajanan Tradisional Merawat Kekayaan Kuliner Nusantara
Festival Jajanan Tradisional dapat menjadi momentum yang baik untuk kembali menggiatkan keberadaan kuliner tradisional yang ada disuatu daerah. Keberadaa kuliner jadul ini mulai tidak banyak diminati, terutama bagi generasi muda yang telah terbiasa dengan makanan modern yang cepat, instan, dan kekinian.
Kota Padang sendiri memiliki kekayaan kuliner yang beragam. Hal ini bisa ditengok dari sejarahnya, Kota Padang itu lahir dari keberagaman. Ada beragam etnis yang telah membaur dan menjadi satu kesatuan, sehingga telah membangun warna kota. Termasuk di dalamnya terdapat jajanan tradisional atau kue saisuak.
Melihat kondisi tersebut menjadi latar belakang hadirnya Festival Jajanan Tradisional. Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Padang di Pelataran Halaman Kantor Perpustakaan Kota Padang Kawasan GOR H Agus Salim Padang pada 9 Februari 2020.
Festival Jajanan Tradisional ini digagas oleh Komunitas Peduli Cagar Budaya Sejarah dan Museum Kota Padang yang berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Perdaganan, Dinas Perpustakaan dan Arsip, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan Kota Padang.
Basamo Manjapuik Salero Lamo menjadi tema dalam kegitan ini. Artinya bersama menjemput selera lama. Ada makna yang tersirat di dalamnya, sesuai dengan bertujuannya untuk dapat menghadirkan kembali jajanan tradisional saisuak yang merupakan bagian dari keberagaman kuliner yang ada di Kota Padang.
Festival Jajanan Tradisional ini juga untuk memperkenalkan kembali jajanan tradisional kepada masyarakat, terlebih generasi muda agar mencintai dan gemar memakan jajanan tradisional. Mengingat, sekarang sudah kuliner modern yang hadir di tengah masyarakat, sehingga dapat menurunkan ketertarikan untuk memakan jajanan tradisional, terutama bagi generasi milenial.
Festival Jajanan Tradisional ini dibuka langsung oleh Wakil Walikota Padang Hendri Septa, B.Bus. (Acc), MIB dan mendapat apresiasi langsung dari Ketua TP PKK Kota Padang Ny. Harneli Mahyeldi dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang Drs. Arfian.
“Festival Jajanan Tradisional diharapkan dapat menjadi momentum yang baik untuk kembali memperkenalkannya. Aneka jajanan tradisional yang dihadirkan dalam kegiatan ini merupakan cerminan dari budaya lokal dan warisan dari nenek moyang kita yang harus dilestarikan dan diturunkan secara terus menerus dari generasi ke generasi,” sebut Wakil Walikota Padang.
Menariknya Festival Jajanan Tradisional ini tidak menggunaakn APBD Kota Padang dan menariknya dilaksanakan secara kolaborasi lintas SKPD yang melibatkan generasi muda kreatif Padang dan bundo-bundo dari Komunitas Peduli Cagar Budaya Sejarah dan Museum Kota Padang.
Festival Jajanan Tradisional Terdiri dari Tiga Rangkaian Kegiatan
Festival Jajanan Tradisional Terdiri dari Tiga Rangkaian Kegiatan
Festival Jajanan Tradisional merupakan bagian dari kegiatan kalender event pariwisata di Kota Padang yang terdiri dari tiga rangkaian kegiatan yaitu penampilan aneka jajanan tradisional, perlombaan jajanan tradisional dan perlombaan Rangking 1 Kue Saisuak tingkat SMP se Kota Padang.
Ada beragam jajanan tradisional yang disajikan di Festival Jajanan Tradisional yaitu kue pinukuik, kue mangkuak badeta, lamang baluo, kue talam, onde-onde, lapek nago sari, lapek bugih, kacimuih, kue ikan/bolu ikan, ongol-ongol, pergede, paruik ayam, godok pisang, kue lapis legit, dan berbagai macam lainnya.
Festival Jajanan Tradisional ini diikuti oleh Bundo Kandung, perwakilan dari nagari dan kelurahan, organisasi kepemudaan seperti karang tarunan, perguruan tinggi. Untuk Perlombaan Rangking 1 Kue Saisuak tingkat SMP se Kota Padang diikuti oleh lebih dari 60 peserta yang terdiri dari pelajar, supporter, dan 1 guru pendamping.
Perlombaan Rangking 1 Kue Saisuak ini menjadi hal yang baru pertama kali diadakan di Kota Padang. Pastinya akan seru dan menarik sekali untuk diikuti oleh para pelajar SMP. Perlombaan ini juga sebagai salah satu bagian untuk mengedukasi dan menumbuhkan kecintaan terhadap jajanan tradisional.
Dalam Rangking 1 Kue Saisuak ini sangat seru sekali dan dapat dilihat sejauhmana pengetahuan para pelajar tentang keberadaan kue tradisional, soalnya pun dibuat sesederhana mungkin dengan menggunakan narasi, gambar hingga bentuk live kue tradisional.
Pemenang Rangking 1 Kue Saisuak yaitu Juara 1 bernama Aisyah berasal dari SMP Adzkia Padang, Juara 2 diraih oleh M. Haikal dari SMPN 4 Padang dan Juara 3 diterima oleh Yasser Arafat Corda dari SMPN 4 Padang.
Mencari Jajanan Saisuak di Padang
Bicara kuliner, Ranah Minang tidak diragukan lagi akan kepiawaiannya dalam meracik hidangan yang lamak bana (lezat sekali). Mencari jajanan tradisional di Kota Padang itu terbilang gampang-gampang sulit. Pastinya dapat dijumpai di pasar tradisional atau mini market. Untuk jajanan tertentu dapat dijumpai di pinggiran kota atau hadir saat upacara adat, pesta pernikahaan dan hari besar keagamaan.
Bicara kuliner, Ranah Minang tidak diragukan lagi akan kepiawaiannya dalam meracik hidangan yang lamak bana (lezat sekali). Mencari jajanan tradisional di Kota Padang itu terbilang gampang-gampang sulit. Pastinya dapat dijumpai di pasar tradisional atau mini market. Untuk jajanan tertentu dapat dijumpai di pinggiran kota atau hadir saat upacara adat, pesta pernikahaan dan hari besar keagamaan.
Jajanan tradisional ini ada beragam juga bentuk dan jenisnya. Ada berjenis kue basah, kue kering hingga gorengan. Ada yang dibungkus menggunakan daun pisang dan menggunakan cetakan tertentu. Ada juga yang berasa manis, gurih, asin atau kombinasi semuanya.
Onde-onde |
Katan Gulo Saka |
Di Pantai Padang ada jajanan jadul yang menarik untuk di coba yaitu kerang langkitang, kerang pensi dan kerupuk kuah sate plus mie/bihun. Di sekitaran Ampang ada yang menjual palai bada dan lompong sagu. Bagi yang suka kue talam dapat dijumpai di Pasar Raya Padang.
Kue Mangkuak Ungu |
Kue Katen |
Lapek Bugih |
Penyelenggaraan Festival Jajanan Tradisional ini secara tidak langsung juga menjadi ajang untuk bernostagia untuk mencicipi jajanan jadul, kalo dalam bahasa Minangkabaunya malapeh salero lamo artinya melepas selera lama
Meskipun nantinya akan diadakan penilaian dari sajian aneka jajanan tradisional dan perlombaan rangking 1 ini, tentunya bukan untuk menjadi pembeda dan berkecil hati, tapi harus menjadi motivasi untuk kita bersama dalam memajukan jajanan tradisional yang ada di Kota Padang. Sebisa mungkin harus go internasional seperti halnya Rendang.
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.